Profil Luna Maya | Fortune Indonesia 40 Under 40

Luna Maya (39) lebih dari sekadar bintang layar kaca. Perempuan ini juga pebisnis di berbagai bidang, dari kecantikan hingga makanan-minuman. Tapi, jauh sebelum namanya melejit, ia pernah juga tersandung kerikil kehidupan.

Awal kariernya sebagai publik figur tidak lancar seperti jalan tol. Ia merintis semuanya saat merantau ke Jakarta pada 2000-an, setelah mengikuti kompetisi gadis sampul sejak berusia 16. Perempuan kelahiran 26 Agustus 1983 itu berburu banyak audisi, walau sering berujung penolakan. Saat berhasil lolos audisi sebagai model pun, ia pernah diminta pulang karena cara berjalannya dinilai tak sempurna.

Ia juga pernah gagal dalam berbisnis akibat salah memilih mitra pada 2007. Saat itu, ia dan rekannya meluncurkan merek fesyen. Ia ingin terlibat langsung di bisnis itu, tapi mitranya melarang. “Itu kesalahan terbesar yang saya rasakan,” ujarnya di gelaran Indonesia Milenial Summit 2020. Akhirnya, ia menyetop kemitraan itu dan memulai kembali bisnisnya dari nol.

Di NAMA Beauty misalnya, ia menyiapkan produk dulu sebelum mencari mitra. Ia dan asistennya terlibat langsung dalam riset produk dan pasar; menelaah detail biaya, meninjau waktu produksi, hingga izin edar. Pada 2021, NAMA Beauty mengantongi seed funding senilai US$5 juta, dipimpin oleh AC Ventures, serta partisipasi SiCepat Express dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX).

Proses riset serupa juga Luna implementasikan pada bisnisnya di bidang lain, seperti makanan-minuman. Apa tujuannya? “Agar kita tahu langkah demi langkah yang harus dilakukan. Jadi kalau ada masalah apa-apa, kita tahu,” katanya. “Kalau ternyata gagal, ditelaah, masalahnya di mana? Apa pun itu harus dicari tahu.”

Selain NAMA Beauty, Luna Maya juga mendirikan Luna Habit, Luna Maya Enterprise, Travel Secrets, Travel Secret atau TS Media, Macama by Luna Maya, serta menanamkan modal di bisnis properti yang berlokasi di Bali.