Profil Angela Tanoesoedibjo | Fortune Indonesia 40 Under 40

Angela Tanoesoedibjo

Angela Tanoesoedibjo

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Quick Fact
Angela Tanoesoedibjo
Education: University of Technology Sydney; New South Wales University.
Quotes: "Mau di swasta, pemerintahan atau di manapun kita ditempatkan, fokus dengan hasil yang bisa diberikan sebaik-baiknya selagi kita diberikan kesempatan."

Jalur pengabdian mengantar Angela Herliani Tanoesoedibjo (35), yang belasan tahun berkecimpung di industri media dan kreatif, masuk ke jajaran Kabinet Indonesia Maju. Saat pertama mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo, ia merasakan betul ada tanggung jawab besar yang dipikul dan harus dikerjakan dengan baik, namun ia menyadari bahwa kepercayaan untuk mengabdi pada negara harus disyukuri.

"Mau di swasta, pemerintahan atau di manapun kita ditempatkan, fokus dengan hasil yang bisa diberikan sebaik-baiknya selagi kita diberikan kesempatan," katanya secara khusus kepada Fortune Indonesia, akhir Januari lalu.

Lulus dari Universitas Teknologi di Sydney, Australia dan Universitas New South Wales, Angela masuk perusahaan induk MNC Group sebagai staf keuangan pada 2010. Pada 2013 ia dipercaya menjadi Co-Managing Director di MNC Channels dan kemudian dirotasi menjadi Managing Director Global TV pada 2014.

Selanjutnya, saat bertugas sebagai Managing Director RCTI di tahun 2019, ia melebarkan sayap ke ranah digital lewat peluncuran aplikasi RCTI+, hingga akhirnya berlabuh di Kementerian Kemenparekraf.

Pada awal pandemi yang mengguncang banyak pelaku sektor usaha wisata, Kemenparekraf langsung memetakan apa yang paling dibutuhkan pelaku industri, sambil berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga (K/L) lain agar sektor tersebut bisa diberi subsidi atau bantuan pemerintah.

Kemenparekraf juga melakukan program sertifikasi CHSE, yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) kepada pelaku usaha di industri pariwisata dan ekonomi kreatif. “Saya juga mendorong transformasi digital, karena itu penting sekali tidak hanya  di ekraf, tapi juga di pariwisata,” ujarnya.

Angela berharap pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia semakin berkelanjutan dari sisi lingkungan, keberpihakan terhadap gender, masyarakat lokal dan ekonomi. “Jadi kami berharap pariwisata Indonesia bisa diwariskan ke generasi berikutnya. Demikian juga ekraf, bisa memberikan manfaat yang baik terhadap masyarakat lokal,” katanya.