BUSINESS

Kementerian ESDM Pastikan Distribusi BBM Tepat Sasaran

BBM subsidi tidak diperuntukkan bagi kendaraan industri.

Kementerian ESDM Pastikan Distribusi BBM Tepat SasaranMenteri ESDM, Arifin Tasrif, melakukan inspeksi di sejumlah SPBU di Pulau Sumatera, Minggu (10/4). (dok. kementerian ESDM)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif meminta distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) tepat sasaran. Hal ini menyusul hasil pemantauan langsung di lapangan yang menunjukkan adanya lonjakan konsumsi BBM yang cukup signifikan.

“Di Bengkulu sudah naik 16 persen dibanding alokasi yang ditetapkan pada tahun 2021. Pak Gubenur (Bengkulu) sudah menyampaikan dan kita akan evaluasi secara keseluruhan,” kata Arifin, seperti dikutip dari situs kementerian ESDM, Senin (11/4). “kita harus mengalokasikan subsidi BBM yang tepat. Masyarakat juga harus disiplin menggunakan BBM sesuai dengan haknya.”

Pemerintah, kata Arifin, sudah memperkirakan bahwa pertumbuhan konsumsi yang seperti saat ini dan didorong dengan disparitas harga antara subsidi dan non-subsidi yang cukup besar, diperkirakan akan ada kenaikan volume sampai akhir tahun. “Kami akan memenuhi kebutuhan BBM supaya tidak ada kesulitan bagi masyarakat selama Ramadan dan libur lebaran,” ujarnya.

BBM subsidi bukan untuk kendaraan industri

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom.

 Arifin melakukan inspeksi langsung di lapangan dan menemukan berbagai praktik distriibusi BBM yang tidak tepat sasaran, seperti yang terjadi di Medan.

”Biosolar ini kan subsidi. Harusnya diperuntukkan bagi yang berhak bukan untuk industri. Banyak kita temui di lapangan, (BBM subsidi) banyak dipakai untuk angkutan industri,” katanya.

Hal ini jelas akan berpengaruh pada ketersediaan BBM, terutama yang bersubsidi, sehingga jatah bagi masyarakat umum pun akan berkurang. “Pemerintah mengalokasikan solar subsidi untuk masyarakat yang perlu dibantu, bukan untuk industri-industri yang melakukan bisnis yang komersial,” ucap Arifin.

Hal ini penting, mengingat bila kebutuhan BBM bersubsidi menipis, maka kompensasi pemerintah pun akan semakin besar. “Kita ingin anggaran subsidi bisa dipakai untuk menumbuhkan perekonomian,” katanya.

Masyarakat diminta untuk lebih pro-aktif

Sejumlah kendaraan mengantre di salah satu stasion pengisian bahan bakar umum (SPBU) lintas Nasional Lhokseumawe, Aceh. (30/3).Sejumlah kendaraan mengantre di salah satu stasion pengisian bahan bakar umum (SPBU) lintas Nasional Lhokseumawe, Aceh. (30/3). (ANTARAFOTO/Rahmad)