Penumpang Bus Meningkat Saat Mudik, Penumpukan pun Terjadi
Perusahaan Otobus di Jawa sudah mengirim 100% armadanya.
Jakarta, FORTUNE – Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), realisasi jumlah penumpang bus pada H-1 Lebaran 2022 atau Minggu (1/5), mencapai 121.250 penumpang. Angka ini meningkat sebesar 91 persen dari catatan hari biasa (terpantau 16 April 2022).
Menanggapi hal ini, Rian Mahendra, Direktur Operasional, Perusahaan Otobus (PO) Haryanto, menuliskan di akun Twitter pribadinya, bahwa jumlah pemudik 2022 kali ini, tiga kali lipat lebih banyak dibanding sejarah arus mudik yang paling ramai yang pernah ada.
“Semua perusahaan otobus di tanah Jawa sudah mengirim 100 persen armadanya dengan daya operasi 2 kali lipat selama 3 hari dan massa pemudik dari Ibu Kota masih tidak terurai,” tulis Rian dalam cuitan Twitternya, Minggu (1/5).
Kebijakan One way memperparah penumpukan penumpang
Penumpukan penumpang memang sangat krusial, menurut Rian. Hal ini diperparah dengan banyaknya keterlambatan bus yang kembali dari arah Timur. Kemacetan panjang yang terjadi sejak beberapa hari sebelum Lebaran pun menjadi penyebabnya.
"Faktor lain yang menyebabkan penumpukan penumpang di terminal adalah penerapan one way," kata Rian melalui unggahan video di YouTube. Dengan diterapkannya jalur satu arah, bus balik dari arah Timur menuju ke Jakarta banyak yang terlambat.
Rian menambahkan bahwa banyak PO yang menyerah akibat kekurangan armada untuk mengatasi lonjakan penumpang. “Semua PO banyak yang oper ke bus wisata dan sebagainya, tapi ya gimana, busnnya memang habis semua,” ujarnya.
Kemenhub tidak menampik terjadinya peningkatan pemudik
Kemenhub sebagai salah satu pihak yang berwewenang mengawasi pergerakan arus mudik Lebaran 2022 tidak menampik lonjakan pemudik ini. Kemenhub menyampaikan, puncak tertinggi pergerakan penumpang angkutan umum pada arus mudik tahun ini terjadi pada Sabtu (30/4) atau H-2, dengan 952.210 penumpang.
Pemantauan pergerakan penumpang mudik pada tahun ini dilakukan di 111 terminal bus, 16 pelabuhan penyeberangan, 51 bandar udara, 110 pelabuhan laut, dan 13 Daop/Divre.
“Pada Minggu atau H-1 kemarin, masih terjadi peningkatan pergerakan penumpang jika dibandingkan hari biasa. Namun, jumlahnya tidak sebanyak pada H-3 dan H-2 sebelumnya,” ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, di laman resmi Kemenhub, Senin (2/5).
Pergerakan penumpang di angkutan penyebrangan masih jadi yang tertinggi
Berdasarkan data yang diperoleh, Kemenhub menyimpulkan bahwa pergerakan penumpang angkutan penyebrangan masih menjadi yang tertinggi secara kumulatif dari pemantauan 7 hari sebelum Lebaran 2022, sejak Senin (25/4)–Minggu (1/5).
Di penyeberangan Ferry Merak-Bakauheuni, tercatat 155.812 pergerakan penumpang. Jumlah ini bahkan meningkat 48 persen dibandingkan 2019 pada periode yang sama, yaitu 105.274 penumpang.
Selain itu, jumlah kendaraan 37.692 unit (campuran dari roda dua, roda empat, bus dan truk) atau meningkat 63 persen jika dibandingkan 2019 pada periode yang sama, yakni 23.149 unit.
Selain itu, peningkatan signifikan juga terjadi di bandara Soekarno-Hatta. Kemenhub mencatat, puncak pergerakan penumpang pada arus mudik di Soetta terjadi pada Jumat (29/4)/H-3 lalu, yaitu 141 ribu lebih penumpang. Angka ini meningkat sekitar 3 persen ketimbang 2019 pada periode yang sama.
Peningkatan arus lalu lintas jalan tol
Pada jalur bebas hambatan, PT Jasa Marga mencatat 1.757.837 kendaraan meninggalkan wilayah Jabodetabek. Jumlah ini merupakan total yang terpantau mulai 22 April-1 Mei 2022. Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama, yaitu GT Cikupa (arah Merak), GT Ciawi (arah Puncak), dan GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah Trans Jawa dan Bandung).
Bila dibandingkan pada periode November 2021 yang mencapai 1.482.047, total volume lalu lintas kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek melalui jalan tol mengalami peningkatan 18,6 persen.