BUSINESS

Tiga UKM Binaan Kemendag Tembus Pasar Ekspor

Ekspor ditujukan ke Singapura, Yordania, dan Arab Saudi.

Tiga UKM Binaan Kemendag Tembus Pasar EksporIlustrasi Kegiatan Ekspor Impor. (ShutterStock/WeerasakSaeku)
19 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tiga Usaha Kecil dan Menengah (UKM) binaan Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil melakukan ekspor perdananya ke sejumlah negara. PT Agro Global Sentosa dari Makassar mengekspor cengkeh lalpari ke Singapura dengan nilai transaksi US$90 ribu; PT Mahaquinn Energi Indonesia dari Bogor mengekspor produk briket arang batok kelapa senilai US$60 ribu ke Yordania; dan PT Taiba Cococha Indonesia asal Bogor juga mengkspor produk briket arang batok kelapa untuk pasar Arab Saudi dengan nilai transaksi US$60 ribu.

“Meskipun pandemi Covid-19 belum usai, tetapi jumlah pelaku ekspor kita justru kian bertambah. Semoga, kegiatan ini menginspirasi pelaku usaha lain di seluruh Indonesia untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi dalam keterangan pers Kemendag (18/10).

Didi mengatakan, sesuai arahan Menteri Perdagangan, Kementerian Perdagangan akan terus berupaya mendorong UKM Indonesia untuk dapat tembus ke pasar global. Para pelaku usaha perlu memperhatikan kondisi perekonomian pasar tujuan ekspor demi keberhasilan ekspor. Para pelaku UKM diharapkan memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya.

Didi mengapresiasi seluruh pihak yang telah berhasil mendorong para UKM menembus pasar ekspor. "Kami sangat mengapresiasi upaya para pelaku usaha, para pelatih, dan tim ECP yang telah berhasil mendorong para UKM untuk masuk ke pasar global," ucapnya.

Program pendampingan ekspor bagi para pelaku UKM

Seperti diketahui, ketiga UKM ini adalah hasil binaan Kemendag lewat program pendampingan ekspor (export coaching program/ECP) 2021. Kegiatan ECP mencakup peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor.

Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), Heryono Hadi Prasetyo, mengatakan bahwa dalam program ECP di wilayah Sulawesi Selatan, Kemendag bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini baru mencapai tahap keempat, yaitu pendampingan produk.

Sementara, program ECP di wilayah Jakarta dan Bodetabek diselenggarakan atas kerja sama Kementerian Perdagangan dengan kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Program ECP di wilayah ini sudah memasuki tahap kelima, yaitu penjajakan bisnis (business matching).

"Meskipun program ECP di wilayah Sulawesi Selatan dan Jabodetabek baru mencapai tahap keempat dan kelima, namun para pelaku usaha sudah berhasil melakukan ekspor. Hal ini sangat membanggakan. Kita lihat para peserta ECP cukup jeli melihat peluang pasar dan mampu menerapkan pengetahuan yang diberikan oleh para pelatih PPEI," kata Heryono.

Kemendag adakan pelatihan ekspor bagi milenial

Sebelumnya, Kemendag melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) juga menyelenggarakan pelatihan bertajuk ‘Export Master Class Training’ di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI), Grogol, Jakarta Barat, 16-17 September 2021. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memperbanyak pelaku ekspor dari kalangan milenial.

Direktur Jenderal PEN Kemendag, Didi Sumedi, dalam keterangan pers Kemendag (18/10), berharap para pelaku usaha dari kalangan milenial dapat memanfaatkan berbagai program dan layanan ekspor di Ditjen PEN, seperti layanan informasi pasar ekspor, peningkatan kapasitas SDM ekspor, pengembangan desain produk, serta promosi ekspor. “Para pelaku usaha juga bisa mendapatkan informasi peluang pasar ekspor dari para perwakilan perdagangan RI di negara akreditasi,” katanya.

Dari 25 peserta yang hadir, sebagian besarnya berasal dari kalangan milenial. Adapun produk yang diusung peserta, antara lain kopi, makanan dan minuman, kerajinan tangan, gula aren, boga bahari, porang, virgin coconut oil, kayu manis, rempah-rempah, dan abon.

Related Topics