BUSINESS

5 Panduan Cerdik Jadi Angel Investor Ulung ala Aryo Ariotedjo

Membantu startup tahap awal lepas landas menuju pertumbuhan.

5 Panduan Cerdik Jadi Angel Investor Ulung ala Aryo AriotedjoIlustrasi Angel Investor. Shutterstock/Elnur
29 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bagi sebagian orang, menjadi seorang investor dalam sebuah model bisnis adalah mimpi. Namun, bayangan menjadi seorang investor cenderung digambarkan sebagai sosok tajir. Anggapan tersebut  tidak sepenuhnya benar. Namun, semua orang tetap punya kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pemodal, atau lebih tepatnya menjadi seorang angel investor.

Sederhananya sebutan angel investor disematkan pada individu (perorangan) yang memiliki kekayaan yang cukup hingga bersedia untuk menyediakan dana untuk perusahaan rintisan atau startup. Sebagai imbalannya, startup akan memberikan saham untuk angel investor tersebut.

Besaran dana yang disuntikkan oleh angel investor bervariasi, tetapi umumnya berkisar US$25.000-US$500.000. Kucuran dana ini dapat berupa suntikan dana investasi untuk membantu startup lepas landas dan melanjutkan bisnisnya.

Di Indonesia, kalangan angel diisi oleh pengusaha yang memang sudah malang-melintang dalam bisnis. Karena pengalaman dan kepiawaiannya, kadang angel investor juga memberikan bantuan nonmodal atau sebagai mentor bagi si founder.

Bicara tentang angel investor, Co-Managing Partner Absolute Confidence, Aryo Ariotedjo, memberikan sejumlah tipsnya yang akan memandu Anda untuk menjadi seorang angel investor. Berikut ini beberapa aspek yang dapat menjadi pertimbangan angel saat berinvestasi di startup.

1. Nilai investasi

Ilustrasi investor.
Ilustrasi investor. (Pixabay/Sharon McCutcheon)

Karena berbasis individu, investasi yang dipakai untuk 'menyuntik' startup tentu berasal dari kocek pribadi. Entah itu dalam bentuk tunai, atau aset-aset yang bisa diuangkan. Artinya, Anda terlebih dahulu wajib memikirkan kelangsungan cashflow terlebih dahulu sebelum memutuskan berinvestasi.

Berdasarkan pengalaman Aryo, ia hanya mengalokasikan dana sekitar 10-20 persen dari total kekayaannya untuk diinvestasikan kepada startup.

"Investasi nggak boleh di atas 20 persen dari total kekayaan kita. Kenapa? Karena angel investor itu masuk dalam kategori high risk, tapi high profit juga. Tapi kalau salah skenario, kita bakal kehilangan segalanya (kekayaan)," tutur Aryo, di kelas yang digagas oleh platform di bidang edukasi keuangan dan investasi, Ternak Uang, dikutip Selasa (29/3).

2. Portfolio investasi

Ilustrasi Startup/ Shutterstock wowomnom

Related Topics