Sektor Tekstil dan Pakaian Jadi Sumbang 9,5% Emisi Global 2030
Penggunaan polyester berpengaruh signifikan.
03 November 2021
Jakarta, FORTUNE - Sandang merupakan kebutuhan primer manusia. Namun, faktanya emisi sektor tekstil dan pakaian jadi meningkat secara absolut dan menyumbang peningkatan emisi global. Meskipun para pemain utama di industri memenuhi komitmen iklim mereka, emisi sektor tekstil dan pakaian jadi dari produksi kemungkinan besar akan meningkat dalam dekade ini.
Manufaktur dan penjualan barang tekstil dan pakaian, menghasilkan 2,5 miliar ton emisi gas rumah kaca setiap tahun. Ini mewakili 7,25 persen dari total emisi buatan manusia saat ini dan diperkirakan akan mencapai 9,5 persen pada tahun 2030.
Temuan ini disajikan dalam laporan Blah Blah Briefing of the Textile and Apparel Sector oleh cKinetics. Laporan ini mengidentifikasi solusi untuk mengurangi emisi. Studi ini memberikan kerangka kerja untuk menganalisis seluruh rantai nilai produksi dan membawa perincian pada tuas utama untuk bergerak.
Polyester menyumbang emisi karbon
Meningkatnya permintaan konsumen akan barang tekstil dan pakaian jadi, serta meningkatnya penggunaan poliester adalah faktor yang paling berkontribusi terhadap peningkatan tersebut.
“Ini adalah sektor penting yang terkait dengan kehidupan sehari-hari setiap orang dan rantai nilainya mempekerjakan lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia,” kata Rekha Rawat, Associate Director praktik Industri Berkelanjutan di cKinetics.
Dia menambahkan, dampak tertinggi sektor ini terkonsentrasi di negara berkembang. “Oleh karena itu ada beberapa komponen yang saling terkait,” katanya.
Misi mengurangi emisi gas rumah kaca global, diharapkan menyoroti seluruh proses manufaktur yang meliputi sempat aspek, yaitu produksi serat, mengubah serat menjadi benang, mengubah benang menjadi kain, dan membentuk kain menjadi produk akhir.
Perusahaan tekstil menyumbang 608 juta ton emisi gas rumah kaca
Laporan tersebut menemukan bahwa 165 perusahaan di seluruh dunia dan di seluruh rantai nilai produksi—dari serat hingga produk—menghasilkan dan memengaruhi 608 juta ton emisi gas rumah kaca atau sekitar 24 persen dari emisi sektor ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, 56 perusahaan telah menetapkan tujuan iklim dan membagikan rinciannya. Namun, tujuan ini tidak cukup sesuai analisis dan lebih banyak perusahaan harus melangkah.
Apakah ini sulit diredam?
Tak ada yang bisa memprediksi, tetapi perlu keseriusan dan komitmen banyak pihak di industri ini. Tingkat emisi gas rumah kaca global meningkat 26 persen dalam dekade terakhir, sedangkan tingkat emisi gas rumah kaca akibat sektor tekstil meningkat 42 persen dalam dekade terakhir.
Dalam dekade 'menentukan' yang akan datang dari perjuangan perubahan iklim, emisi global diperkirakan akan meningkat sebesar 5 persen sementara emisi karena sektor tekstil diperkirakan akan meningkat sebesar 30 persen selama periode waktu yang sama.
Laporan tersebut mencatat, sektor tekstil dan pakaian jadi menyumbang 5,23 persen dari total emisi gas rumah kaca global pada tahun 2010 yang meningkat menjadi 7,25 persen pada tahun 2020. Diperkirakan emisi gas rumah kaca akan mencapai 9,5 persen pada tahun 2030.