BUSINESS

Empat Sektor Bisnis Tahan Krisis Saat Pandemi Covid-19

Perhatian fokus ke digitalisasi, inovasi, dan cyber security

Empat Sektor Bisnis Tahan Krisis Saat Pandemi Covid-19Shutterstock/Lightspring
25 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Fortinet merilis sebuah laporan bisnis bersama Frost & Sullivan yang bertajuk From Survival to Success: Learning, adapting, and growing in the New Normal. Laporan yang diumumkan awal Agustus ini memaparkan penemuan menarik.

Setelah selama setahun semua sektor bisnis melakukan transformasi digital karena terdesak pandemi Covid-19, terungkap keberhasilan sektor-sektor yang sebelumnya dianggap tidak unggul dalam hal digitalisasi. Di antaranya ada sektor bisnis ritel dan sektor pendidikan tradisional.

Terlihat pula bagaimana peran sumber daya manusia TI (teknologi informasi) yang berada di garis terdepan perusahaan saat ini, setelah sebelumnya kurang ditekankan perannya dalam keberhasilan bisnis. Di samping itu, ada ancaman yang membayangi karena proses transformasi digital berlangsung secara tergesa-gesa. Laporan ini juga memperlihatkan bahwa semakin canggih dan banyaknya serangan siber terhadap informasi perusahaan yang dimiliki.

Edwin Lim, Country Director Fortinet Indonesia mengatakan, di Indonesia ekonomi digital meningkat hingga 11% selama pandemi. Fakta ini mendukung hasil dari laporan Fortinet, di mana untuk bertahan, semua aspek bisnis dengan cepat berpindah dari fisik ke digital.

“Kondisi ini tidak ideal karena didesak oleh pandemi bukan karena inisiatif perusahaan yang terencana. Banyak perusahaan memilih strategi "bertindak dulu, aman nanti" dalam hal siber. Akibatnya, penjahat siber dapat dengan mudah menargetkan mereka sebagai korban,” katanya.

Oleh karena itu, perusahaan juga harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia termasuk tenaga TI. Agar kualitas mereka bisa memadai untuk menghadapi perkembangan dan serangan siber yang terus berkembang dan berpotensi merugikan bisnis.

Dia melanjutkan, dari laporan ini diharapkan para klien, mitra, serta masyarakat umum sadar bahwa untuk mempertahankan bisnis selama Covid-19 tidak hanya menjadi digital. Namun, memperhitungkan faktor keamanan dalam digitalisasi itu sendiri.

Selain itu, laporan ini bisa memberi wawasan kepada perusahaan agar dapat terus melanjutkan proses digitalisasi mereka sekaligus menghindari serangan siber yang dapat merugikan guna menyongsong ekonomi dan bisnis di tahun mendatang.

Berdasarkan laporan tersebut, sektor Healthcare, e-Learning, Banking, dan Hybrid retail merupakan empat sektor yang berhasil beradaptasi dengan baik dengan memberikan penawaran layanan baru dan menerapkan inovasi teknologi  Berikut pemaparan terperinci dari From Survival to Success: Learning, adapting, and growing in the New Normal.

Kesehatan

Shutterstock/Drazen Zigic

Chatbot menjadi semakin populer dan dimanfaatkan di industri kesehatan untuk membangun diagnosis awal berdasarkan definisi gejala yang diberikan oleh pasien. Penggunaan chatbot ini juga memberikan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya manusia dan membatasi kontak fisik dalam memberikan layanan medis.

Halodoc menjadi salah satu pelaku di industri healthcare yang menghadirkan fitur AI chatbot untuk kategori Covid-19. Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, fitur milik Halodoc ini dapat mengevaluasi risiko pasien terjangkit Covid-19 dengan menanyakan pertanyaan dasar seperti interaksi dengan wilayah-wilayah terjangkit virus, interaksi dengan ODP/PDP, hingga pertanyaan mengenai gejala awal Covid-19.

Setelah pertanyaan selesai diberikan, chatbot akan mengukur seberapa tinggi risiko pasien terpapar virus disertai dengan rekomendasi pemeriksaan langsung dengan dokter.

Pendidikan

Shutterstock/Rido

Related Topics