BUSINESS

Gencar Berbisnis, Jumlah Kartini Tangguh Zaman Now Terus Tumbuh

Mayoritas womenpreneur di Indonesia adalah reseller.

Gencar Berbisnis, Jumlah Kartini Tangguh Zaman Now Terus TumbuhSirclo Group Womenpreneur/Dok. Sirclo

by Desy Yuliastuti

22 April 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kabar baik mewarnai momen Hari Kartini terkait peningkatan partisipasi perempuan dalam sektor kewirausahaan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, mayoritas dari total UMKM di Indonesia—tepatnya 64,5 persen atau 37 juta UMKM—dikelola oleh kaum perempuan. Ini menjadi kemajuan yang signifikan, terutama karena partisipasi perempuan tidak hanya ikut menggerakkan roda ekonomi negara, namun juga memperkuat aspek personal, relasional, dan aspek ekonomi dari setiap perempuan yang terlibat. 

“Menjelang momen Hari Kartini, kami sangat senang bisa mengumumkan pencapaian positif dari para perempuan se-Indonesia yang terus bertumbuh dan semakin berdikari dalam kewirausahaan. Ini merupakan titik awal yang baik, namun masih dibutuhkan peran aktif berbagai pihak agar womenpreneur bisa mengembangkan usahanya secara konsisten dan ekspansif. Kami pun akan terus mengupayakan agar para pengusaha perempuan di ekosistem SIRCLO Group senantiasa mendapatkan dukungan dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi,” kata Brian Marshal, CEO SIRCLO Group, dalam keterangannya, dikutip Jumat (22/4).

Womenpreneur tumbuh di berbagai bidang usaha

Ilustrasi Womenpreneur. Shutterstock/PaeGAG

Pada Q1 2022, SIRCLO Group melakukan riset terhadap 500 pengusaha perempuan di seluruh Indonesia untuk menangkap lanskap demografi, karakteristik, tantangan, hingga kebutuhan para womenpreneur atau pelaku bisnis wanita. Berikut ini merupakan beberapa temuan menarik dari survei tersebut: 

● Mayoritas womenpreneur (65 persen) adalah reseller yang usia bisnisnya berkisar antara 1 hingga 2 tahun. 

● Mayoritas womenpreneur menjalankan tipe usaha mikro, di mana lebih dari setengah (56 persen) menjalankan usahanya sendiri tanpa karyawan, 26 persen memiliki 1-2 karyawan, dan 10 persen memiliki 3-5 karyawan. 

● Sebagian besar usaha yang dijalankan womenpreneur termasuk di bidang fesyen (32 persen), kuliner (27 persen), ritel (26 persen), kecantikan (17 persen), dan beberapa usaha lainnya di bidang kesehatan, kerajinan, pendidikan agrobisnis, serta travel. 

● Jenis usaha yang paling banyak dijalankan mereka adalah usaha rumahan (49 persen) dan sebanyak 46 persen tidak memiliki toko/gudang/badan usaha. 

● Omzet yang diperoleh womenpreneur Indonesia sebagian besar (87 persen) berada di bawah 15 juta per bulan atau di bawah 200 juta setahun. 

● Menurut data, motivasi terbesar womenpreneur dalam membangun dan menjalankan usaha adalah: tidak ingin terlalu bergantung pada pasangan dalam hal finansial (52 persen), mencari kesibukan dan aktualisasi diri (50 persen), dan menambah pemasukan utama yang dirasa kurang cukup dalam memenuhi kebutuhan (44 persen).

Faktanya, peningkatan jumlah womenpreneur memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap penguatan pemberdayaan perempuan di Indonesia jika dilihat dari aspek: kapasitas personal, kapasitas relasional, dan kontribusi ekonomi. Secara personal, mereka lebih berani memimpin, merencanakan hidup, dan mengejar passion. 

“Dalam bisnis, selalu ada berbagai fase tantangan yang harus dilalui. Contohnya, pemecahan masalah, saya dulu mudah panik dan pusing kalau ada masalah. Melalui berbagai proses yang ada membuat saya jadi lebih terbiasa untuk memfokuskan diri mencari solusi sehingga masalah jadi cepat selesai. Kemudian seiring pertumbuhan bisnis dan tim bertambah besar, giliran kemampuan kepemimpinan dan manajemen SDM saya yang diuji. Di balik tantangan selalu ada hal menarik yang bisa dipelajari di setiap fase bisnis yang mendewasakan dan membuat saya semakin berkembang bukan hanya dari sisi bisnis tapi juga secara pribadi,” kata Marcella Yanita, Founder Varesse dan pengguna toko online SIRCLO Store.

Butuh dukungan dan meningkatkan kapasitas diri

Ilustrasi businesswoman menggunakan credit card dan e-banking. Shutterstock/Drazen Zigic

Related Topics