BUSINESS

Italia Terancam Kehilangan Pendapatan dari Wisata Halal. Apa sebabnya?

Italia dinilai kurang serius mengembangkan wisata halal.

Italia Terancam Kehilangan Pendapatan dari Wisata Halal. Apa sebabnya?Colloseum in Rome/Pixabay
04 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perkembangan halal lifestyle, termasuk di sektor pariwisata halal menjadi daya tarik bagi negara-negara di dunia. Namun, studi akademis yang dipresentasikan di Forum Ekonomi Islam Turin mengatakan, Italia terancam kehilangan peluang pendapatan besar pariwisata halal.  Apa sebabnya?

Studi Departemen Manajemen Universitas Turin yang dipimpin oleh Paolo Biancone dan Silvana Secinaro mengungkap, Italia tidak memiliki pendekatan menyeluruh untuk menciptakan jaringan perhotelan halal luas yang akan menarik wisatawan Muslim.

Dilansir dari Breaking Latest News pada Kamis (4/11), pariwisata di Italia menyumbang 13,2 persen dari PDB nasional, dengan nilai ekonomi 232,2 miliar euro yang berasal dari seni, makanan, mode, museum, dan belanja.

Daya saing pariwisata halal Italia rendah

Menurut para peneliti, di pasar pariwisata halal internasional, daya saing Italia sangat rendah. Bahkan, Italia tidak masuk dalam 10 besar destinasi dalam Global Muslim Travel Index. Posisi tersebut jauh di bawah Jerman dan Prancis, negara Eropa yang telah mempromosikan wisata halal.

Pasar pariwisata Islam pra-pandemi diperkirakan bernilai sekitar US$220 miliar. Namun, angka ini diperkirakan akan berlipat ganda dengan cepat karena peningkatan demografis populasi Muslim serta kelas menengah yang tumbuh.

Peneliti Turin menyebutkan pada tahun 2000, musafir Islam berjumlah sekitar 25 juta, tetapi pada tahun 2020 meningkat menjadi 158 juta di seluruh dunia. 

Diharapkan pada tahun 2026, nilai pendapatan wisatawan Muslim akan mencapai US$300 miliar Amerika. Akan tetapi, Italia hampir sepenuhnya tidak berpeluang menarik segmen pasar ini.

“Italia membanggakan sekitar 58,3 juta turis per tahun dari seluruh dunia. Menjadi negara yang luar biasa kaya akan tempat dan monumen yang menceritakan pertemuan berabad-abad dan perpaduan antara budaya Barat dan Muslim, Italia harus menjadi salah satu tujuan pertama turis Muslim,” kata Biancone, dilansir Arab News, Kamis (4/11).

Sayangnya, Italia tidak memiliki pendekatan keseluruhan yang mampu menciptakan jaringan perhotelan luas yang memperhitungkan kekhasan pariwisata, khususnya yang memiliki kebutuhan khusus. Komentar Biancone muncul di forum keuangan Islam yang diselenggarakan di Turin antara kamar dagang lokal dan universitas.

Berbagai masalah mempengaruhi wisata halal Italia

Studi Universitas Turin juga mengungkap berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi Italia untuk mengembangkan wisata halal.

  • Persoalan budaya

Peneliti mengatakan masalah Italia dengan halal hospitality didasarkan pada tantangan budaya dan kurangnya pemahaman tentang peluangnya, terutama pada periode kebangkitan pascapandemi.

  • Kurangnya fasilitas ibadah bagi muslim

Salah satu masalah yang dihadapi hotel-hotel Italia dalam menarik wisatawan Muslim adalah tidak adanya salinan Alquran di kamar dan kurangnya ruang sholat. Ditambah lagi tersedianya minuman beralkohol di minibar hotel. 

  • Terbatasnya produk halal dan kendala bahasa

Kurangnya produk kosmetik bebas alkohol dan penutur bahasa Arab juga menghadirkan masalah bagi industri pariwisata Italia. 

“Makanan bersertifikat halal juga merupakan elemen kunci dalam daya tarik wisatawan pembelanjaan besar dari negara-negara Teluk. Kami menemukan sektor makanan dan minuman halal pada 2019 mencapai nilai US$1,4 miliar di seluruh dunia dengan tingkat pertumbuhan berkelanjutan dari tahun ke tahun,” kata studi tersebut.

Related Topics