BUSINESS

KAI Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp3 Triliun, Untuk Apa Dananya?

KAI membagi penerbitan obligasi dan sukuk menjadi 2 seri.

KAI Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp3 Triliun, Untuk Apa Dananya?Dok. PT Kereta Api Indonesia (Persero)
18 July 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerbitkan obligasi dan sukuk dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) pada 14 Juli 2022. Total dana yang diincar mencapai Rp3 triliun.

KAI membagi penerbitan obligasi dan sukuk menjadi 2 seri. Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan indikasi kupon obligasi dan sukuk 7,45 persen - 8,10 persen per tahun.

Untuk Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan indikasi kupon obligasi dan sukuk 7,80 persen - 8,50 persen per tahun. Bunga obligasi dan sukuk dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi dan sukuk.

Penjamin Pelaksana Emisi dalam obligasi ini terdiri dari Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas. Adapun, obligasi dan sukuk ini mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 13 April 2022. 

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan total nilai emisi obligasi dan sukuk pada tahun 2022 sebanyak-banyaknya Rp3 triliun. Namun, saat ini yang akan diterbitkan sebanyak Rp2 triliun dan sisanya akan diterbitkan tahun depan dengan tenor obligasi 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.

“Penawaran umum kali ini, akan kami gunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang serta angkutan penumpang,” kata Didiek dalam keterangan resmi, dikutip Senin (18/7).

Pengembangan infrastruktur dan transportasi

Didiek mengatakan dana obligasi dan Sskuk ini akan digunakan untuk pengembangan angkutan batu bara Sumatera bagian selatan sebesar Rp1,815 triliun. 

Kemudian, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp185 miliar.

Didiek menjelaskan, bahwa rencana pengembangan Sumatera Bagian Selatan sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang masih mengandalkan batu bara dan rencana PT BA untuk meningkatkan produksi batu baran. Sinergi BUMN antara KAI, Bukit Asam, dan PLN untuk mendukung Ketahanan Energi Nasional di mana KAI akan menyediakan layanan angkutan barang.

Selain itu, KAI akan memperbarui sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas, sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi. KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun muat dan bongkar. Dengan sarana dan prasarana yang andal maka volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan. 

Adapun pengadaan sarana KA BIAS ditujukan sebagai dukungan KAI terhadap rencana pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional pada pengembangan transportasi berbasis rel dari dan menuju Bandara. KAI akan mengadakan sebanyak 4 trainset di mana 1 trainset-nya terdiri dari 4 unit kereta.

Dengan adanya KA BIAS, KAI memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan perjalanan dari dan menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo. KA BIAS menghubungkan stasiun Bandara Internasional Adi Soemarmo, Kadipiro, Solo Balapan, Purwosari, Klaten, Maguwo, Yogyakarta, Wates, dan Kedundang.

Kinerja keuangan

Didiek mengungkapkan, kinerja keuangan dan profitabilitas tahun 2017 sampai dengan  2019 menunjukkan peningkatan yang stabil. Pada tahun 2020 terdapat penurunan kinerja yang diakibatkan oleh dampak pandemi. 

Di tahun 2021 KAI berhasil melakukan recovery sehingga mampu menurunkan net loss secara signifikan walaupun masih dalam situasi pandemi. Di Tahun 2021, KAI mampu meningkatkan kinerjanya sehingga membukukan arus kas operasi operasi positif Rp723 miliar.

Pada kuartal I 2022, kinerja KAI baik angkutan penumpang maupun angkutan barang meningkat dibanding kuartal I-2021. Volume penumpang pada kuartal I 2022 yaitu 51,7 juta penumpang, naik 33,7 persen dibanding kuartal I 2021 yaitu 38,6 juta penumpang.

Sementara volume angkutan barang pada kuartal I 2022 yaitu 12,5 juta ton, naik 15 persen dibanding kuartal I 2021, yaitu 10,9 juta ton.

Selain itu, terjadi kenaikan volume pada angkutan penumpang dan barang pada kuartal I 2022 dibanding kuartal I 2021 berkontribusi pada kenaikan kinerja profitabilitas dan arus kas operasi. 

Profitabilitas naik 110,7 persen pada kuartal I 2022 dibandingkan dengan kuartal I 2021. Sementara pada periode yang sama arus kas operasi membaik sebesar 73,6 persen. 

Related Topics