BUSINESS

Realisasi Investasi Migas 56,6% dari Target 2021, Apa Hambatannya?

Target investasi di sektor migas mencapai US$16,81 miliar.

Realisasi Investasi Migas 56,6% dari Target 2021, Apa Hambatannya?Shutterstock/Thaiview
by
26 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Alimuddin Baso mencatat realisasi investasi migas hingga triwulan III - 2021 sebesar US$9,07 miliar, atau setara 56,67 persen dari total target 2021. Capaian tersebut, kata dia, disebabkan ada beberapa hambatan dalam melakukan realisasi investasi.

“Seperti perubahan investasi hilir, khususnya pada kilang RDMP dan GRR terkait efesiensi biaya,” kata dia saat paparan kinerja sektor ESDM, Senin (25/10).

Adapun realisasi investasi tersebut dikontribusikan dari sektor hulu migas senilai US$7,65 miliar, dan US$1,4 miliar dari sektor hilir migas. Kemudian untuk target investasi sektor hulu tahun ini ditetapkan sebesar US$ 12,38 miliar, sementara target hilir sebesar US$ 4,43 miliar. Apabila keduanya ditotal mencapai US$16,81 miliar. 

Meski demikian, Alimuddin menuturkan pihaknya bakal menggenjot agar target investasi di tahun ini dapat tercapai dengan terus berkoordinasi pada pihak-pihak terkait.

Kemudian, Pemerintah juga akan memberikan insentif untuk menarik investasi migas. Khusus di hulu migas, Pemerintah menyiapkan peraturan terkait pengembangan wilayah kerja (WK) migas konvensional dan non-konvensional yang diharapkan dapat mempermudah investor.

Sedangkan strategi meningkatkan investasi hilir migas terutama dilakukan melalui upaya kerja sama Pemerintah dan badan usaha untuk pembangunan kilang baru (GRR) dan peningkatan kapasitas kilang (RDMP).
 

Penerimaan negara dari subsektor migas

Sementara itu, mengenai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari subsektor migas hingga kuartal III/2021 telah mencapai Rp81,90 triliun. Capain itu terdongkrak karena ada kenaikkan harga minyak dunia.

Apabila capain itu dirinci terdiri dari, PNBP SDA mencapai Rp62,03 triliun atau sebesar 82,72 persen dari target US$74,99 triliun. Sementara itu PNBP Fungsional telah mencapai Rp107,91 miliar, di atas target Rp91,15 miiliar, dan PPh Migas sebesar Rp19,86 triliun. “Kenaikan harga minyak dunia turut mendongkrak indeks rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP,” kata Alimuddin.
 

Capain lifting migas

Terkait lifting migas yang merupakan komponen dalam perhitungan besaran penerimaan negara, hingga triwulan III mencapai 661 MBOPD untuk minyak dan 1003 MBOEPD untuk gas bumi, dengan ICP rata-rata sebesar US$65,17 per barel. Realisasi itu merupakan 96 persen dari target APBN. Realisasi tersebut tidak lepas dari kinerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mampu mencatatkan lifting diatas 100 persen.

Berdasarkan data SKK Migas, untuk minyak ada tujuh KKKS yang mencapai diatas 100 persen target lifting. Sedangkan untuk gas terdapat sembilan KKKS yang berhasil mencapai lifting (salur) gas diatas 100 persen.

KKKS yang berhasil melampaui target untuk minyak adalah Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sebesar 25.119 barel minyak per hari (BOPD) atau 114,5 persen, Medco E&P Natuna sebesar 14.509 BOPD atau 138,2 persen, Pertamina Hulu Sanga-Sanga sebesar 12.129 BOPD atau 101,9 persen, ConocoPhilips (Grissik) LTD sebesar 7.014 BOPD atau 104,8 persen, JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi LTD sebesar 6.730 BOPD atau 103,9 persen dan Husky-CNOOC Madura LTD sebesar 6.564 BOPD atau 109,4 persen.

Untuk gas KKKS yang capaian lifting melebihi target APBN antara lain ConocoPhilips (Grissik) LTD sebesar 831 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 106,5 persen, PHM sebesar 489 MMSCFD atau 119,2 persen, ENI Muara Bakau BV sebesar 325 MMSCFD atau 111,7 persen, JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi LTD sebesar 283 MMSCFD atau 101,7 persen, Premier Oil Indonesia sebesar 197 MMSCFD atau 109,2 persen, Medco E&P Natuna sebesar 133 MMSCFD atau 111,2 persen, Husky-CNOOC Madura LTD sebesar 100 MMSCFD atau 100,3 persen dan Pertamina Hulu Energi ONWJ LTD sebesar 68 MMSCFD atau 109,5 persen.

Related Topics