BUSINESS

Ekonomi RI Butuh Tumbuh 6,4% Per Tahun Untuk Jadi Negara Maju 2045

Pertumbuhan investasi dan manufaktur akan terus didorong.

Ekonomi RI Butuh Tumbuh 6,4% Per Tahun Untuk Jadi Negara Maju 2045Dok. Humas Kemendag
by
11 March 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan perekonomian Indonesia perlu tumbuh 6,4 persen per tahun untuk menjadi negara maju pada 2045. Jika terwujud, Indonesia secara otomatis akan keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

"Artinya di 2045 GDP per kapita kita sekitar US$29 ribu dan kita akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 di dunia dan akan keluar dari middle income trap pada 2034," kata Lutfi dalam webinar yang bertajuk Empowering SMEs to Recover Stronger secara virtual, Jumat (11/3).

Kontribusi investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), kata Lutfi, mesti ditingkatkan dari 33 persen menjadi 39 persen pada 2045 dengan pertumbuhan 7,3 persen per tahun. Industri manufaktur juga harus berkontribusi terhadap PDB hingga 32 persen per tahun dengan pertumbuhan rata-rata 7,8 persen per tahun.

“Ekspor dikurangi impor juga mesti tumbuh. Sekarang hanya 34 persen terhadap PDB, ini harus menjadi 54 persen dan menggeser konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang terbesar PDB kita," ujar Lutfi.

Pemerintah Indonesia pun mendorong investasi infrastruktur agar ongkos logistik per kapita menjadi lebih murah, selain pula melakukan transfer teknologi kepada Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri.

"Indonesia diprediksi akan habis bonus demografinya pada 2038 sampai 2040. Ini deadline terakhir Indonesia bisa menjadi negara maju," kata Lutfi.

Tiongkok akan dominasi ekonomi pada 2045

Lutfi juga mengatakan penggunaan mata uang regional dan lokal akan semakin masif. Asia pun diprediksi akan menyumbang hingga 54 persen dari total perekonomian dunia pada 2045, dan Tiongkok akan jadi negara adidaya yang mendominasi perekonomian.

Namun demikian, ia mengatakan potensi kenaikan iklim bumi hingga 3 sampai 3,5 derajat celcius dan habisnya sumber daya alam perlu diperhatikan dan mulai ditangani ke depan.

"Mudah-mudahan prediksi iklim ini sesuatu yang salah. Karena kalau temperatur dunia naik, permukaan laut akan naik, dan negara kepulauan Indonesia akan menjadi korban," ujar Lutfi.

Alasan pemerintah pindah Ibu Kota Negara

Lutfi memperkirakan pada 2045 jumlah penduduk dunia tumbuh dari 7,7 miliar menjadi 9,45 miliar jiwa. Namun, pada saat itu mayoritas masyarakat berusia tua akan mendominasi, dan 60 persennya tinggal di perkotaan.

Sudah begitu, 90 persen urbanisasi akan terjadi di pasar berkembang seperti Indonesia. Pemerintah akhirnya memutuskan pindah ibu kota negara untuk mengurangi kepadatan di Jabodetabek dan Bandung.

Related Topics