BUSINESS

Nilai Investasi US$8,12 Miliar, 23 Perusahaan Akan Relokasi ke RI

25 perusahaan lainnya punya atensi untuk relokasi ke RI.

Nilai Investasi US$8,12 Miliar, 23 Perusahaan Akan Relokasi ke RIDok. Istimewa
by
20 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Bali, FORTUNE - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, ada 23 perusahaan yang sudah memiliki kepastian untuk melakukan relokasi/diversifikasi ke Indonesia. Adapun untuk total rencana investasi yang akan dilakukan mencapai US$8,12 miliar, dan akan menyerap 70.950 tenaga kerja.

“Lalu sebanyak 25 perusahaan telah terdata memiliki intensi untuk melakukan relokasi ke Indonesia dengan rencana investasi sejumlah US$35,55 miliar yang akan menyerap sekitar 103.680 orang tenaga kerja,” kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Imam Soejoedi dalam acara penandatanganan Komitmen Kerja Sama dalam Program Kolaborasi PMN/PMDN dengan UMKM di Nusa Dua Bali, Sabtu (18/12).

Banyak kajian strategis melalui program-program unggulan yang bisa mewujudkan investasi agar Indonesia dapat menjadi lebih baik. Program-program terebut yakni, Kawasan Industri Terpadu Batang yang telah diwujudkan untuk dapat berkompetisi dengan negara lain.

Secara perinci, Ia menjelaskan, pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang akan menjadi acuan pengembangan kawasan industri di seluruh Indonesia. Secara keseluruhan luas Masterplan KIT Batang sekitar 4.300 ha yang terdiri dari 3 klaster yakni, Industri seluas 3.100 hektare, distrik inovasi  seluas 800 hektare, dan distrik rekreasi 400 hektar.

Dia menyebut, pada fase I kawasan industri seluas 450 hektare sudah habis terjual, dan saat ini sudah masuk ke fase II. Adapun untuk empat perusahaan telah masuk di fase I antara lain KCC Glass (pabrik kaca terbesar di Asia Tenggara), LG Chem, Wavin, dan Aborad Vetrifield.

Industri baterai kendaraan listrik

Tak cukup sampai di situ, pihaknya juga bakal mengembangkan industri baterai. Investasi industri baterai merupakan bidang usaha strategis guna mewujudkan ekonomi hijau seperti arahan Presiden Joko Widodo. "Oleh karena itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menaruh perhatian khusus dalam pembangunan investasi industri baterai terintegrasi," kata Imam.

Dia menjelaskan investasi ini terbagi menjadi sektor hulu berupa bidang usaha pertambangan yang dilanjutkan ke industri pengolahan dan pemurnian. "Bidang usaha ini akan dibangun proyeknya di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara," tuturnya.

Kemudian dilanjutkan dengan industri pre-kursor dan katoda yang akan dikembangkan di KIT Batang, Jawa Tengah. "Akhirnya menjadi industri hilir yaitu industri sel baterai yang akan dibangun di Kabupaten Karawang, Jawa Barat," ucap dia.

Mimpi jadi pemain mobil listrik

Dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia dengan porsi sebanyak 23 persen, Imam berharap, dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi mobil listrik di dunia.  Melalui hilirisasisi juga, akan meningkatkan nilai tambah produk nikel Indonesia yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional melalui transformasi ekonomi. “Artinya potensi pengembangan wilayah ini sangat besar ke depannya,” ujarnya.

Di samping itu, Kementerian investasi/BKPM telah melakukan penandatangan MoU dengan beberapa perusahaan untuk pengembangan industri baterai terintegrasi. Antara lain dengan Hyundai Motor pada 26 November 2019, kemudian pada 18 Desember 2020 dengan LG, dan dengan Konsorsium Industri Sel Baterai (Hyundai, KIA, Mobis, LC, dan IBC) pada 28 Juli 2021 lalu.

Related Topics