BUSINESS

Strategi Antam Jaga Margin di Tengah Penurunan Harga Emas

Antam mengandalkan penjualan dalam negeri untuk jaga margin.

Strategi Antam Jaga Margin di Tengah Penurunan Harga EmasPetugas menunjukkan emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Antam Denpasar Bali, Kamis (9/9/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra
11 September 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Potensi penurunan harga emas diperkirakan bakal menekan margin penjualan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam. Direktur Keuangan dan Risiko Antam, Anton Herdianto, mengatakan perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah satunya dengan mengoptimalkan penjualan di dalam negeri.

"Kita tentunya mengacu pada harga emas dunia yang selalu ada setiap hari dan dengan penjualan kita dalam negeri tentunya kita mempertahankan margin kita supaya tetap lebih baik," ujarnya dalam public expose virtual, Kamis (9/9).

Di samping itu, lanjut Anton, perseroan juga mendorong penjualan produk dari tambangnya meski penjualan produk dari pihak ketiga masih dominan.

Mengacu pada laporan keuangan perseroan pada triwulan I-2021, penjualan emas Antam mencapai Rp6,59 triliun atau naik 65,97 persen dari Rp3,97 triliun pada periode sama tahun lalu. Namun, beban pembelian emas atau logam mulia juga meningkat 54 persen dari Rp3,69 triliun di triwulan pertama tahun lalu, menjadi Rp5,69 triliun tahun ini.

 "Kalau kita lihat margin, karena kita trading, margin kami waktu trading itu tidak seperti margin untuk tambang, tentunya lebih kecil dibandingkan margin tambang," imbuhnya.

Ia menjelaskan perseroan menargetkan produksi sebesar 1,3 juta emas dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung di tahun ini. Sementara untuk target penjualan, diharapkan dapat mencapai 18 ton hingga akhir 2021.

Sementara itu, untuk mengembangkan basis pelanggan di pasar dalam negeri, Anton mengatakan perseroan terus mengembangkan sejumlah inovasi. Misalnya meluncurkan produk logam mulia secara tematik. Hal ini lantaran banyaknya permintaan emas domestik untuk tujuan investasi.

"Ada edisi tematik misalnya kemarin Imlek. Kita juga sudah punya untuk koleksi, rata-rata orang beli untuk koleksi, dan juga untuk event-event lain seperti ulang tahun, lahiran kita punya edisi-edisi emas khusus yang menarik bagi para pelanggan emas," tuturnya.

Anton tak memungkiri pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat peningkatan kasus Covid-19 telah membuat penjualan emas perseroan lesu. Pasalnya beberapa outlet emas Antam terpaksa harus ditutup karena tak termasuk sektor genting atau esensial.

"Emas ini tantangannya PPKM. Begitu PPKM, beberapa outlet tutup, nggak bisa datang pelanggan kita," ungkapnya.

Meski demikian penjualan hingga akhir semester I lalu masih dapat terjaga di angka 13.341 kg atau 13,3 ton. "Target tahun ini 18 (ton). Melihat ini, kita harap bisa tercapai," ujarnya.

Related Topics