BUSINESS

Blue Bird Perbaiki Kinerja Q3-2021, Berhasil Pangkas Rugi

Adaptasi di antaranya lewat efisiensi beban.

Blue Bird Perbaiki Kinerja Q3-2021, Berhasil Pangkas RugiShutterstock/Javaistan
01 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perusahaan jasa transportasi, PT Blue Bird Tbk, berhasil memperbaiki kinerja keuangannya pada sembilan bulan pertama tahun ini. Meski masih terdampak pandemi COVID-19, emiten tersebut sanggup memangkas kerugian.

Pada Januari-September Blue Bird masih rugi Rp66,19 miliar. Namun, kondisi ini sebenarnya membaik ketimbang rugi Rp156,01 miliar pada periode sama 2020 atau perbaikan sebesar 57,6 persen.

Perusahaan dengan kode emiten BIRD itu pada periode sama membukukan pendapatan Rp1,45 triliun, atau terkontraksi 6,6 persen secara tahunan. Pendapatan utama dari segmen taksi menyusut 6,7 persen menjadi Rp1,08 triliun. Begitu pula pendapatan non-taksi yang terkoreksi 6,0 persen.

Efisiensi Blue Bird pada sejumlah beban terlihat pada laporan keuangannya. Beban langsung turun 9,6 persen menjadi Rp1,17 triliun, beban usaha terpangkas 10,7 persen, beban bunga 20,3 persen, dan beban lain-lain 47,3 persen. 

Kebijakan pemerintah untuk membatasi mobilitas orang untuk mempersempit peluang penularan agaknya berdampak pada kinerja perseroan. Sebab, pada era sebelum pagebluk (Januari-September 2019), perusahaan masih sanggup menangguk untung Rp229,33 miliar.

Masih mampu bertahan

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono, mengatakan perusahaan telah banyak beradaptasi dari kondisi 2020 dalam menyikapi berbagai pembatasan mobilitas masyarakat. Adaptasi tersebut salah satunya melakukan efisiensi beban perusahaan.

“Banyak perusahaan transportasi yang sudah bertumbangan akibat pandemi. Namun, fakta bahwa Bluebird masih bertahan dan terus mengembangkan bisnisnya adalah bukti dari kepercayaan masyarakat , tata kelola perusahaan yang prudent, dan berorientasi kepada customer,” kata Sigit dalam keterangan resmi, dikutip Senin (1/11).

Pernyataan Sigit soal perkembangan bisnis didukung data apik perusahaan. Rata-rata pendapatan per bulan pada Januari-September 2021 mencapai Rp24 miliar. Itu naik 24 persen dari rata-rata pendapatan Maret-Desember tahun lalu.

Melalui salah satu lini bisnisnya, yakni Mobil Go (penjualan mobil eks armada Blue Bird), perusahaan juga mencetak pertumbuhan. Laba atas penjualan aset naik menjadi Rp48,6 miliar dari rugi Rp5,4 miliar pada periode sama sebelumnya. Hal ini didorong peningkatan volume serta perbaikan harga jual per unit.

Bisnis pengiriman barang

Sejak 2020 perusahaan juga sudah merambah bisnis pengiriman barang untuk meningkatkan utilitas armada taksi. Perusahaan bermitra dengan sejumlah pihak seperti Indogrosir, Paxel, Union Group, Kem Chicks, Kereta Api Indonesia.

Tahun ini layanan pengiriman barang perusahaan sudah masuk ke platform e-commerce Shopee. “Ke depannya perseroan akan berekspansi untuk masuk sebagai alternatif pengiriman dalam berbagai platform e-commerce lainnya mengingat potensi bisnis yang cukup besar dari segmen ini,” katanya.

Di tengah pengumuman kinerja, harga saham BIRD pada saat berita ini ditulis mencapai Rp1.470 per saham. Posisi saham itu naik 12,21 persen dalam enam bulan terakhir dan tumbuh 79,27 persen secara tahunan.

Related Topics