BUSINESS

Telkom Konsolidasi Bisnis Pusat Data Melalui Anak Usaha

Telkom menargetkan valuasi besar dalam bisnis pusat data.

Telkom Konsolidasi Bisnis Pusat Data Melalui Anak UsahaShutterstock/ senengmotret

by Luky Maulana Firmansyah

04 January 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk memperkuat bisnis pusat data melalui anak usahanya. BUMN telekomunikasi tersebut mengambil alih saham PT Sigma Tata Sadaya (STS) dengan melakukan penyertaan modal secara tunai dan nontunai.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan akta antara Telkom dengan STS, pada Senin (27/12). Dalam akta itu terdapat kesepakatan mengenai pengambilalihan saham, inbreng tanah, bangunan, dan perangkat Hyperscale Data Center (HDC) dalam tahap konstruksi.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Heri Supriadi, mengatakan langkah tersebut merupakan konsolidasi pusat data ke dalam satu entitas, yakni Data Center Co, yang berada dalam naungan perusahaan. Aksi ini juga merupakan keseriusan perusahaan dalam mengelola pusat data serta memberi pelayanan terbaik bagi pelanggan.

Direktur Strategic Portfolio Telkom, Budi Setyawan Wijaya, menambahkan aksi sama merupakan hal penting dalam transformasi perusahaan. Dengan begitu, perseroan diharapkan dapat berfokus dalam meningkatkan kapabilitas serta nilai bisnis pusat data.

“Bisnis data center dibutuhkan untuk mendukung perkembangan ekonomi digital dan e-commerce yang diproyeksikan akan terus ekspansif. Kami meyakini kebutuhan data center akan terus mencatatkan pertumbuhan positif,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (3/1).

Entitas pusat data

Sementara itu, Direktur Network & IT Solution Telkom, Herlan Wijanarko, mengatakan STS siap berperan sebagai entitas Data Center Co. perusahaan melalui aset HDC—yang merupakan modal utama menarik calon pelanggan.

“Dengan kapasitas total HDC yang dibangun secara bertahap sebesar 75MW, dan ke depannya akan dikonsolidasikan juga dengan seluruh data center di TelkomGroup, diharapkan dapat meraih market secara masif dengan dukungan jaringan fiber optic triple homing terkuat yang dimiliki oleh perusahaan,” katanya dalam keterangan sama.

Setelah transaksi ini, STS bakal resmi menjadi anak perusahaan yang langsung berada di bawah Telkom (direct subsidiary) dengan kapasitas melayani pelanggan lebih luas, dan dipimpin oleh Andreuw Th.A.F yang telah lama berkecimpung di industri pusat data dengan standar internasional. 

Setelah konsolidasi menara

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, sempat mengatakan bahwa Telkom tengah mengkaji dan menilai rencana konsolidasi pusat data menjadi satu entitas di bawah perseroan demi memberikan valuasi lebih besar.

“IPO Mitratel menjadi salah satu milestone penting bagi kami dalam memantapkan langkah sebagai digital telco. Hal ini juga menjadi pemacu semangat kami untuk menyiapkan milestone berikutnya, yaitu unlock value di bisnis data center,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (24/11/2021), seperti dikutip dari Antara.

Mitratel atau PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk merupakan anak usaha Telkom yang bergerak di bidang penyewaan infrastruktur telekomunikasi. Perusahaan ini resmi mencatatkan saham perdana (initial public offering) di pasar modal dengan meraup dana segar Rp18,8 triliun, Senin (22/11) tahun lalu.

Telkom memiliki 26 pusat data yang terdiri dari 21 pusat data dalam negeri dan 5 pusat data luar negeri, termasuk pusat data tier 3 dan 4 di Jurong, Singapura.

Pada kuartal III-2021, perseroan mencatat pendapatan bisnis pusat data dan cloud Rp1,1 triliun, atau tumbuh 19,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).