BUSINESS

Laba Samsung Diproyeksikan Naik 28%, Ini 3 Katalisnya

Bisnis apa yang mendorong estimasi kenaikan laba Samsung?

Laba Samsung Diproyeksikan Naik 28%, Ini 3 KatalisnyaLogo Samsung. (Shutterstock/Valeriya Zankovych)

by Tanayastri Dini Isna KH

12 October 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menutup kuartal III (Q3) 2021, laba operasional Samsung Electronics berpotensi melambung ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Apa saja katalis positif di balik proyeksi kenaikan hingga 28 persen tersebut?

Perusahaan konglomerasi Korea Selatan itu memprediksi laba senilai 15,8 triliun won pada Juli hingga September 2021, sedikit di bawah proyeksi Refinitiv yang mencapai 16,1 triliun won. Jika estimasi perusahaan terbukti, maka itu akan menjadi pencapaian kuartalan tertinggi sejak Q3 2018. Pengumuman resminya sendiri baru dirilis akhir Oktober.

Meski begitu, Analis Cape Investment & Securities, Park Sung-soon, menilai margin operasional bisnis seluler Samsung berisiko lebih rendah dari prediksi pasar. “Kami harus memperhitungkan biaya pemasaran dan seperti apa elemen produk yang Samsung jual?” imbuh Park, dikutip Reuters, Selasa (12/10).

Lantas, bisnis apa saja yang mendorong Samsung memproyeksikan kenaikan laba sampai 28 persen? Simak ulasan selengkapnya berikut.

1. Kenaikan Harga dan Pengiriman Memori

Menurut para analis, kenaikan harga dan pengiriman memori—serta lonjakan profitabilitas bisnis manufaktur kontrak chip Samsung—merupakan katalis meroketnya laba unit bisnis chip hingga 79 persen ketimbang tahun sebelumnya.

Sebagai informasi tambahan, pada paruh pertama 2021 bisnis semikonduktor berkontribusi sekitar 50 persen terhadap laba operasi raksasa teknologi Negeri Ginseng itu. “Kekurangan chip dapat mendorong laba operasional bisnis melonjak pada Q3 2021,” menurut Masahiro Wakasugi dan Anthea Lai dari Bloomberg Intelligence.

Untuk Q4, laba operasional Samsung diperkirakan serupa dengan Q3—atau mungkin lebih rendah—menurut para analis. “Karena harga chip untuk komputer pribadi diproyeksikan menurun mulai Q4 akibat pelonggaran kebijakan lockdown secara global, serta risiko penurunan pengiriman ponsel pintar,” begitulah penilaian mereka.

2. Kinerja Bisnis Ponsel Pintar Samsung: Disokong Ponsel Lipat

Penjualan ponsel pintar premium Samsung diproyeksikan mencapai 2 juta unit dalam sebulan. Menurut para analis, itu merupakan bukti pertumbuhan minat masyarakat terhadap ponsel lipat daripada tahun lalu.

Sebagai analis, Wakasugi dan Lai berpendapat, “ponsel lipat dapat mendorong meningkatnya penjualan di bisnis seluler (Samsung).”

Melansir Korea Herald, Galaxy Z Fold 3 dan Flip 3 telah melampaui 1 juta volume penjualan di Korea Selatan pada pekan lalu—belum termasuk pasar global. Pencapaian itu diraih dalam waktu 39 hari setelah kedua unit meluncur ke pasaran.

“Dari 1 juta unit terjual, sekitar 70 persen merupakan model Galaxy Z Flip 3 dengan tipe clamshell, memimpin popularitas kategori (ponsel) lipat,” kata Samsung.

Akan tetapi, margin dari bisnis ponsel pintar Samsung juga disertai oleh biaya pemasaran dan biaya komponen yang lebih tinggi akibat kelangkaan chip di dunia.