FINANCE

Jokowi Promosikan Potensi Ekonomi Hijau Indonesia di Forum B20

Kontribusi yang diharapkan terkait pendanaan dan investasi.

Jokowi Promosikan Potensi Ekonomi Hijau Indonesia di Forum B20Pembangunan proyek hilirisasi batu bara jadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatra Selatan, diperkirakan mendatangkan investasi. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
28 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Transisi menuju ekonomi hijau adalah salah satu dari tiga hal yang jadi fokus utama Presidensi Indonesia dalam forum G20 tahun ini. Salah satu yang dibahas adalah komitmen pelaku usaha bertransisi ke ekonomi hijau dan mewujudkan penggunaan energi ramah lingkungan.

Presiden Joko Widodo, mengajak B20 untuk bekerja sama dalam menciptakan ekonomi hijau. “Potensi di sektor energi terbarukan harus diikuti dengan skenario dan peta jalan yang jelas, termasuk pendanaan dan investasi,” katanya dalam B20 Inception Meeting 2022, secara virtual dari Istana Bogor, Kamis (27/1). B20 adalah engagement group yang mewakili komunitas bisnis di negara-negara G20.

Joko Widodo mengatakan bahwa transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan merupakan tanggung jawab besar dan sekaligus memberikan peluang besar. Transformasi energi ini perlu dipercepat dan penting untuk jadi prioritas, mengingat dampak perubahan iklim yang semakin mengancam bila manusia tidak bersiap dan mengambil langkah-langkah mengantisipasinya.

Potensi EBT yang dimiliki Indonesia

Presiden mengungkapkan dalam forum bisnis internasional ini, bahwa Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) mencapai 418 gigawatt. EBT ini bersumber dari berbagai kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, seperti air, panas bumi, angin, maupun matahari.

Selain itu, kata Jokowi, Indonesia juga punya sumber daya mineral logam yang dibutuhkan untuk mendukung transisi ekonomi hijau yang berkelanjutan. “Kami kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga. Kami memastikan akan menyuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia. Namun, bukan dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi,” ujarnya.

Sejumlah proyek yang sudah dan akan berjalan

Presiden menambahkan, hilirisasi nikel yang dimulai sejak 2015 telah memberikan dampak positif pada penciptaan lapangan kerja, meningkatnya nilai ekspor hingga US$230 miliar, yang juga meningkatkan neraca perdagangan Indonesia. Sementara, peningkatan ekspor terbesar dialami oleh besi baja yang mencapai US$20,9 miliar pada 2021, padahal 2014 hanya US$1,1 miliar. “Setelah nikel, kita akan mendorong investasi di sektor bauksit, tembaga, dan timah,” ujarnya.

Indonesia, ucap Jokowi, juga sedang bertransisi dari energi fosil ke EBT. Hal ini juga akan menjadi peluang investasi baru. “Di Jawa dan Sumatra, kita mendorong early retirement PLTU ke energi baru terbarukan, seperti geotermal dan solar panel,” katanya. “Saat ini, ada 5,5 gigawatt PLTU yang siap untuk program early retirement ini.”

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa dekarbonisasi di sektor transportasi juga menjadi perhatian serius Pemerintah dan dapat menjadi peluang menarik bagi para investor. “Elektrifikasi secara besar-besaran di sektor transportasi dimulai dengan pembangunan mass urban transport seperti LRT (Lintas Rel Terpadu), MRT (Moda Raya Terpadu) di Jakarta, serta mendorong investasi untuk pabrik mobil listrik,” ucapnya.

Related Topics