FINANCE

Indonesia Capai Target NDC Melalui Forum Global

Indonesia memiliki target turunkan karbondioksida 29%-41%.

Indonesia Capai Target NDC Melalui Forum GlobalSri Mulyani, Menteri Keuangan RI. (FORTUNEIDN)
10 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indonesia ikut berkomitmen dalam membatasi kenaikan suhu bumi hingga 1,5 derajat Celsius. Akad itu ditujukan demi memenuhi target Kesepakatan Paris dalam mengurangi ancaman perubahan iklim. 

“Semua negara memang ingin ikut dalam transisi menuju kepada sustainability. Namun, transisi itu harus adil dan affordable,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam ESG Capital Market Summit 2021 secara daring, Selasa (27/7).

Salah satu jalannya, Indonesia dan Amerika Serikat (AS) bekerja sama dalam gugus tugas perubahan iklim sebagai koordinator untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) dalam menurunkan karbondioksida (CO2) dunia. Indonesia memiliki target penurunan karbondioksida yang dihasilkan hingga 29%. Sedangkan persentase ini menjadi 41%, jika mendapat dukungan internasional.

“Elemen pembiayaan di dalam mencapai target penurunan CO2 menjadi sangat penting. Maka working group task force climate change ini akan berfokus pada bagaimana menarik keterlibatan swasta dalam mencapai target NDC,” kata Sri Mulyani.

Kerja sama ini menyepakati beberapa poin rencana kerja. Pertama, Indonesia membentuk Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia One, dan AS akan menindaklanjutinya dengan pembentukan dana amanah untuk mendukung proyek-proyek dan pengembangan instrumen secara strategis.

“Kita harapkan ini sesuai dengan kebutuhan kita, untuk terus membangun dan menarik modal ke Indonesia. Sekaligus digunakan untuk membangun berbagai proyek yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, namun memiliki nuansa sustainability atau green project,” ujar Sri Mulyani.

Kedua, insentif untuk bisa menerbitkan obligasi tematik seperti green bond (obligasi berwawasan lingkungan). Walaupun beberapa lembaga seperti Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menerbitkan green bond--Indonesia bahkan baru menerima penghargaan dari Climate Bond Initiative pada April 2021--tapi Menkeu masih menilai imbal hasil (yield) yang ditawarkan masih perlu ditingkatkan.

“Inilah yang kita perjuangkan, agar komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, termasuk ekonomi hijau, seharusnya diberi bonus dalam bentuk yield yang lebih menguntungkan,” ujarnya.

Menurutnya, Amerika Serikat akan memberikan bantuan teknis terkait penyusunan perangkat penghapusan batubara melalui lokakarya dan pertemuan dengan pihak terkait. “Di sini, Pak Luhut (Binsar Panjaitan) juga akan banyak melakukan koordinasi dengan menteri terkait,” katanya.

Keempat, pembahasan tema dukungan untuk terus membangun infrastruktur yang berkualitas secara berkelanjutan. Hal ini seiring dengan kesempatan presidensi Indonesia di G20 pada tahun 2022.

Menurut Sri Mulyani, berbagai langkah yang ditempuh Indonesia dalam kerja sama ini adalah sebuah upaya nyata Indonesia untuk terus berperan membentuk rezim aturan global. “Hal ini sekaligus untuk mendapatkan sumber pembiayaan secara adil dalam rangka menyampaikan komitmen ekonomi hijau,” ujarnya.

Related Topics