FINANCE

Transaksi Perbankan Digital Diperkirakan Meningkat

Semester I, transaksi perbankan digital mencapai Rp17,901 T

Transaksi Perbankan Digital Diperkirakan MeningkatIlustrasi perbankan digital. (ShutterStock/NicoELNino)
09 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) memprediksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia tetap positif hingga akhir 2021. Transaksi perbankan digital diperkirakan mencapai Rp35.600 triliun pada akhir 2021. Dengan perhitungan ini, berarti transaksi perbankan digital akan meningkat lebih dari 30% dari Rp27.036 triliun pada 2020.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta, menyampaikan proyeksi peningkatan kinerja transaksi e-commerce sebesar 48,4% di akhir 2021. Angka ini meningkat dari Rp253 triliun pada 2020 menjadi Rp395 triliun pada akhir tahun ini.

“Ini ditopang oleh tiga hal, yakni berlanjutnya shifting (pergeseran) perilaku konsumen ke arah digital, efisiensi penggunaan digital payment, dan inovasi yang dilakukan oleh para marketplace,” kata Filianingsih dalam sebuah diskusi daring, Rabu (4/8).

Menurutnya, BI juga memprediksi penggunaan uang elektronik tumbuh 35,7%. Total penggunaannya pada 2020 yang mencapai Rp201 triliun diperkirakan naik menjadi Rp278 triliun tahun ini. Peningkatan didukung oleh perluasan ekosistem e-commerce, pertumbuhan logistik, dan digital payment.

Ada empat fakta digitalisasi yang mendukung optimisme outlook EKD 2021, katanya. Pertama, loyalitas pelanggan terjaga karena transformasi produk dan layanan e-commerce melalui fitur seperti live shopping. Terobosan ini menawarkan pengalaman berbelanja saat seperti di pusat perbelanjaan.

Kedua, kolaborasi antar pelaku perbankan digital, seperti antara bank dengan fintech, bank dengan pelaku e-commerce, atau fintech dengan platform investasi. 

Ketiga, perluasan ekosistem melalui aksi korporasi seperti kerja sama yang terjalin antara Gojek dan Tokopedia, keputusan IPO Bukalapak, serta kolaborasi Grab dan Emtek.

Kemudian, keempat adalah digitalisasi perbankan melalui penguatan kapasitas internal, akuisisi bank-bank kecil, atau perluasan ekosistem.

Sementara itu, sebagai pelaku industri perbankan digital, Lanny Budiati, CEO BCA Digital, mengatakan bahwa salah satu alasan terjadinya lonjakan transaksi digital adalah pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat untuk beralih menggunakan teknologi digital dalam memenuhi berbagai kebutuhan mereka.

“Selain itu, dominasi Gen Y dan Gen Z yang kebanyakan merupakan digital savvy turut  mendorong akselerasi transaksi digital di Indonesia. Nasabah BCA Digital sendiri saat ini  mencatatkan lebih dari 80% dari total nasabah berusia 17-40 tahun,” ujarnya.

Menegaskan pernyataan Lanny, Fajar Septandri Maharjaya, Executive Director, Digital Bank Head UOB Indonesia, mengatakan, “Tren transaksi perbankan digital akan tumbuh semakin pesat, terutama di kalangan generasi millennial yang selalu mengutamakan kecepatan, kenyamanan dan kemudahan dalam gaya hidup mereka, termasuk dalam hal layanan perbankan”.

BI mencatat, transaksi EKD hingga semester I-2021 terus tumbuh dan semakin terakselerasi. Perbankan digital tumbuh 39% (yoy) atau mencapai Rp17,901 triliun, dan transaksi e-commerce mencapai Rp186 triliun atau meningkat sekitar 63% (yoy). 

Transaksi uang elektronik menyentuh Rp132 triliun atau tumbuh 41% (yoy), dan transaksi QRIS mencapai Rp9 triliun dengan pertumbuhan 214% (yoy). Kini, jumlah merchant telah mencapai 8,2 juta dan didominasi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Related Topics