FINANCE

BI Catat Transaksi QRIS Capai Rp15,35 Triliun per Maret 2023

BI bidik QRIS lintas negara di Singapura dan Filipina.

BI Catat Transaksi QRIS Capai Rp15,35 Triliun per Maret 2023Ilustrasi Pembayaran QRIS Dana di Alfamart
09 May 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Dicky Kartikoyono, mengatakan penggunaan QRIS telah mencapai Rp15,35 triliun dengan volume 153 juta transaksi per Maret 2023.

Untuk meningkatkan transaksi, BI juga terus memperluas interkonesi QRIS lintas negara—di luar Malaysia dan Thailand yang sudah berjalan—antara lain dengan Singapura, Filipina, India, Jepang, dan Korea Selatan.

"Kita memproyeksikan tahun ini pengguna QRIS mencapai 45 juta pengguna dengan nilai transaksi 1 miliar per hari," ujarnya dalam Taklimat Media Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI 2023), Senin (8/5).

BI dan Bank Negara Malaysia (BNM) dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital 2023 kemarin secara resmi meluncurkan interkoneksi pembayaran antara Indonesia dan Malaysia berbasis QR Code.

Denny menuturkan, implementasi pembayaran lintas negara antara Indonesia dan Malaysia telah melalui uji coba sejak Januari 2022 dengan tingkat keberhasilan 100 persen. Transaksi tersebut turut mendorong penggunaan mata uang lokal negara masing-masing dalam transaksi bilateral (local currency transaction/LCT).

Terdekat, kata Dicky, pembayaran lintas negara berbasis QRIS dalam waktu dekat akan dikembangkan ke Singapura dan Filipina.

”Untuk Singapura yang pengembangannya lebih dekat, akan didorong melalui koordinasi dan dengan persiapan-persiapan lainnya. Sesuai dengan rencana dalam blue print, kemungkinan pada Q4-2023 kita bisa live dengan Singapura," katanya. "Kalau untuk Filipina, kita masih harus bersiap-siap dan menyesuaikan dengan dinamika yang dihadapi mereka (Filipina),” ujar Dicky.

LCT di balik QRIS lintas negara

Dalam kesempatan sama, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa di belakang penggunaan QRIS lintas negara terdapat penggunaan LCT. Dengan demikian, pengguna QRIS dapat berbelanja dengan lebih efisien tanpa perlu melakukan konversi ke mata uang dolar terlebih dahulu.

”Di belakang itu, transaksi diselesaikan dengan mata uang lokal tanpa melalui dolar AS. Jadi, sebenarnya ada dua inisiatif besar, yakni regional payment connectivity dan inisatif LCT. Tidak hanya dilakukan lewat pembayaran, LCT sebagai penggunaan mata uang lokal dalam transaksi ekspor-impor juga akan kita dorong,” ujarnya.

Baru-baru ini Indonesia menjalin kerja sama dengan Korea Selatan melalui Bank of Korea untuk mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral. Korea Selatan adalah negara kelima yang telah bekerja sama dengan Indonesia dalam LCT setelah Malaysia, Thailand, Jepang, dan Cina.

Related Topics