FINANCE

Kontribusi Manufaktur ke Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Merosot

Sektor manufaktur masih jadi motor utama PDB,

Kontribusi Manufaktur ke Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II MerosotANTARA FOTO/Galih Pradipta

by Hendra Friana

10 August 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II sebesar 19,29%. Itu merupakan sumbangsih terendah dalam setahun terakhir atau tiga kuartal sebelumnya. Pada periode sama 2020, pencapaian sektor tersebut terhadap PDB 19.87%. 

Pada triwulan III dan IV 2020, manufaktur menyumbang PDB masing-masing 19,86% dan 19,81%. Sementara pada triwulan pertama tahun ini, kontribusinya 19,84%.

Meski terjadi penurunan, sektor manufaktur, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, masih menjadi motor utama penggerak perekonomian. Ke depan, pemerintah akan tetap menjaga agar sumbangsihnya terhadap PDB bisa mencapai lebih dari 20%.

"Inilah yang terus-menerus akan dijaga pemerintah agar sektor industri manufaktur bisa terus tumbuh. Paling tidak kalau ada tekanan, berkaitan dengan Covid-19 varian Delta, tidak terlalu berat," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8).

Agus Gumiwang menyampaikan bahwa industri pengolahan nonmigas tumbuh 6,91% dan berkontribusi sebesar 17,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Pertumbuhan tersebut ditopang lima subsektor, yakni industri makanan dan minuman yang berkontribusi sebesar 6,6%; industri kimia, farmasi dan obat tradisional 1,96%; industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik 1,57%; industri alat angkutan 1,46%; serta industri tekstil dan pakaian 1,05%.

"Sementara 5 subsektor industri manufaktur yang pertumbuhannya sangat besar yaitu industri alat angkutan, logam dasar, industri mesin dan perlengkapan, industri karet, barang dari karet dan plastik, industri kimia, farmasi dan obat tradisional," jelasnya.

Untuk memastikan industri tetap memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional, kata Agus, pemerintah akan terus mengoptimalkan stimulus fiskal yang telah digelontorkan.

Ia mencontohkan insentif pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan juga pajak pertambahan nilai (PPN) bagi sektor properti ditanggung pemerintah.

"Itu salah satu contoh kebijakan pemerintah untuk mendorong industri manufaktur. Karena dari kedua sektor itu, industri di belakangnya banyak sekali dan salah satu contoh pemerintah mendukung industri manufaktur dengan adanya perpanjangan PPnBM dan PPN properti yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan," katanya.