FINANCE

Transaksi E-commerce dan Uang Elektronik pada Semester I Melesat

Kenaikan transaksi sejalan dengan penjualan yang menanjak.

Transaksi E-commerce dan Uang Elektronik pada Semester I Melesatsource_name
10 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan nilai transaksi e-commerce dan uang elektronik melesat di tengah tertekannya bisnis ritel akibat pembatasan mobilitas masyarakat pada paruh pertama 2021.

Transaksi e-commerce naik hingga 63,36% year-on-year menjadi Rp186,7 triliun sepanjang semester I. Lalu, uang elektronik pada periode yang sama melonjak 41,01% yoy atau senilai Rp132,03 triliun 

"Pertumbuhan ini seiring meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking," ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/7).

Mengutip data BI, peningkatan transaksi bahkan terjadi sejak 2017. Pada tahun itu, transaksi e-commerce mencapai Rp42,2 triliun. Lalu, setahun setelahnya, transaksi e-commerce tercatat naik 150,24% yoy menjadi Rp105,6 triliun.

Jumlah nilai transaksi meningkat lagi pada 2019 sebesar 94,69 persen ke angka Rp205,5 triliun atau tumbuh 94,69% yoy. Kemudian, pada 2020 kenaikan kembali terjadi sebesar 29,44% yoy menjadi Rp253 triliun. 

BI memproyeksikan hingga akhir tahun transaksi e-commerce akan meningkat 48,4% yoy menjadi Rp395 triliun. Sementara uang elektronik diperkirakan tumbuh 35,7% yoy atau mencapai Rp278 triliun.

"Bi terus mempercepat implementasi kebijakan sistem pembayaran sesuai blue print sistem pembayaran (BPSI) 2025 dalam rangka mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Perry juga melaporkan adanya kenaikan pada nilai transaksi perbankan digital yang mencapai Rp17.901,76 triliun atau 39,39% yoy. Sedangkan untuk keseluruhan tahun, transaksinya diperkirakan mencapai Rp35.600 triliun atau naik 30,1% yoy.

Perry memastikan bank sentral terus mendorong digitalisasi perbankan lewat sistem pembayaran dan ketersambungan (interlink) pelayanannya dengan digital banking dan fintech. Kemudian, perluasan QR Code Indonesia Standard (QRIS) yang saat ini telah menjangkau hampir 8 juta merchant juga terus dilakukan.

"Fitur baru QRIS dan interlink itu akan diluncurkan pada Agustus mendatang. Kami juga melakukan reformasi regulasi di bidang sistem pembayaran yang kami sudah keluarkan aturan BI untuk membentuk ekosistem industri sistem pembayaran dan keuangan digital end-to-end," ujarnya.

Related Topics