FINANCE

Bank Mandiri: Laju Kredit Perbankan Tertinggi dalam 18 Bulan Terakhir

Pertumbuhan kredit juga seiring kualitasnya yang terjaga.

Bank Mandiri: Laju Kredit Perbankan Tertinggi dalam 18 Bulan TerakhirGedung Bank Mandiri/ Dok Bank Mandiri

by Luky Maulana Firmansyah

08 December 2021

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Riset PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, berdasarkan catatan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebutkan kinerja kredit atau pembiayaan Indonesia terus melaju positif hingga Oktober 2021. Bank pelat merah itu optimistis kredit akan tetap meningkat setidaknya hingga akhir tahun ini.

Berdasarkan analisis Bank Mandiri, pembiayaan industri perbankan nasional pada Oktober tumbuh 3,2 persen secara tahunan (year-on-year.yoy), lebih tinggi dari 2,2 persen yoy pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan positif pada Oktober itu tertinggi dalam 18 bulan terakhir.

“Hal ini menyebabkan peningkatan pertumbuhan kredit selama sepuluh bulan pertama 2021 menjadi 4,2 persen dari minus 2,4 persen pada periode sama tahun lalu,” kata Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam keterangan resmi seperti dikutip pada Rabu (8/12).

Kredit investasi kembali tumbuh positif

Riset yang sama menunjukkan semua kredit, berdasarkan jenis penggunaannya, tumbuh tinggi per September 2021. Kredit modal kerja dan konsumsi tumbuh masing-masing 2,8 persen dan 3,0 persen secara tahunan. Sedangkan, kredit investasi tumbuh 0,4 persen.

“Kredit investasi tumbuh positif untuk pertama kalinya dalam 10 bulan terakhir,” katanya.  

Sebagai informasi, kredit modal kerja merupakan fasilitas pembiayaan untuk modal usaha. Sedangkan kredit konsumsi merupakan fasilitas pembiayaan yang diterima individu untuk barang konsumsi.

Lalu, kredit investasi adalah fasilitas kredit bagi pelaku usaha untuk membiayai kebutuhan ekspansi seperti perluasan, pembaruan, maupun pendirian proyek baru. Pertumbuhan posisi kredit investasi menyiratkan ekspansi dunia usaha.

Sementara jika ditinjau berdasarkan kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (Buku), hanya kredit bank Buku 4 yang tumbuh 8,6 persen pada September dari 7,7 persen bulan sebelumnya. Sebaliknya, kredit bank Buku 3 dan 2 masih terkoreksi masing-masing sebesar 6,8 persen dan 5,2 persen.

Kredit macet terjaga, serta proyeksi ke depan

Pertumbuhan kredit yang positif tersebut juga seiring dengan kualitasnya. Berdasarkan riset yang sama, rasio kredit macet (non-performing loan/NPL) perbankan pada Oktober terjaga di level 3,2 persen. Selain itu, jumlah kredit yang direstrukturisasi akibat COVID-19 juga turun menjadi Rp714 triliun atau setara 12,5 persen total pinjaman.  

“Kami mengharapkan pertumbuhan kredit akan terus membaik dalam beberapa bulan mendatang. Industri perbankan tetap kuat, dengan permodalan dan likuiditas yang cukup serta kualitas aset yang stabil, dan kepercayaan terhadap perekonomian domestik yang membaik,” katanya. Bank Mandiri menargetkan kredit dapat tumbuh 3 persen tahun ini.

OJK sebelumnya memprediksi kredit perbankan akan tumbuh di kisaran 4 sampai 5 persen. Sedangkan, Bank Indonesia (BI), berdasarkan survei perbankan, memproyeksikan kredit tumbuh 5,3 persen secara tahunan, berbalik dari minus 2,4 persen pada 2020. Bank sentral juga memperkirakan pada 2022 kredit tumbuh bahkan mencapai 6,0 sampai 8,0 persen.