FINANCE

Demi Kebebasan, Binance & Coinbase Takkan Blokir Akses Kripto di Rusia

Desakan pemblokiran tiba sebagai tekanan terhadap platform.

Demi Kebebasan, Binance & Coinbase Takkan Blokir Akses Kripto di RusiaPixabay/TamimTaban

by Luky Maulana Firmansyah

07 March 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Industri kripto turut menanggapi seruan pemblokiran akses layanan kripto bagi pengguna Rusia sebagai bentuk sanksi ekonomi terhadap agresi Rusia terhadap Ukraina.

Namun, sejumlah platform pertukaran kripto terbesar di dunia seperti Coinbase, Binance, dan Kraken menolak untuk mengikuti seruan tersebut.

“Kami percaya setiap orang berhak mendapatkan akses ke layanan keuangan dasar kecuali undang-undang mengatakan sebaliknya,” kata Chief Executive Officer (CEO) Coinbase, Brian Amstrong, dalam pernyataan resmi, Jumat (7/3).

Namun demikian, platform berbasis di Amerika Serikat (AS) itu akan menerapkan larangan secara menyeluruh jika pemerintah AS memutuskan untuk memberlakukannya, menurut Amstrong.

“Kami tidak akan secara sepihak membekukan jutaan akun pengguna yang tidak bersalah,” kata juru bicara Binance dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Baik Binance maupun Coinbase berkeras bahwa telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghindari penyalahgunaan platform.   

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Mykhailo Fedorov, mendesak semua platform pertukaran kripto untuk membekukan akun pengguna Rusia. Pembekuan ditujukan untuk lebih menghambat sumber daya Rusia dan menghentikan perang.

Demi kebebasan finansial

Binance dan Coinbase menyusul Kraken yang mengeluarkan pernyataan serupa. Menurut CEO Kraken, Jesse Powell, perseroan memiliki “rasa hormat mendalam” bagi orang-orang Ukraina. Namun, alih-alih menjadi cermin bagi aliansi nasionalistik suatu negara, kata Powell seperti dikutip Fortune.com, kripto harus menegakkan individualisme.

Di sisi lain, aset kripto, seperti Bitcoin dan aplikasi keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi), bertujuan menghindari bank dan pemerintah tradisional.

“Misi kami di Kraken adalah untuk menjembatani individu manusia keluar dari sistem keuangan warisan dan membawa mereka ke dunia kripto, tempat garis kesewenang-wenangan di peta tidak lagi penting," kata Jesse, seperti dinukil dari Deutsche Welle (DW).

Visa, Mastercard, dan Paypal setop layanan

Sementara itu sejumlah perusahaan keuangan konvensional AS seperti Visa, Mastercard, dan Paypal akan menghentikan kegiatannya di Rusia. Beberapa perusahaan itu mengutip soal invasi Rusia ke Ukraina.

"Setelah selesai, semua transaksi yang dimulai dengan kartu Visa yang dikeluarkan di Rusia tidak akan lagi berfungsi di luar negeri dan kartu Visa apa pun yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan di luar Rusia tidak akan lagi berfungsi di dalam Federasi Rusia," begitu keterangan Visa, seperti dilansir dari Coin Desk, Sabtu (5/3).

Mastercard menyatakan akan menarik dukungan untuk setiap kartu yang dikeluarkan oleh bank Rusia selain memblokir sejumlah lembaga keuangan Rusia. Pada saat sama, Mastercard turut memblokir transaksi dari kartu yang diterbitkan di luar Rusia tetapi digunakan di pedagang atau ATM Rusia.

Juru bicara PayPal menyatakan masih akan "memastikan bahwa saldo akun tersebar sesuai dengan undang-undang yang berlaku."

Sebelumnya, British Pretoleum (BP) dan Shell telah menarik diri dari proyek migas di Rusia menyusul perang yang dipicu oleh agresi Rusia. Perusahaan otomotif seperti Ford, Volvo, Jaguar, Hyundai, BMW dan Toyota juga menyatakan akan menghentikan produksi atau menyetop pasokan mobil ke Rusia.