FINANCE

Analis: Rights Issue BRI Jadi Magnet Investor Asing 

Laba PNM dan Pegadaian dongkrak BRI 

Analis: Rights Issue BRI Jadi Magnet Investor Asing PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta pada Kamis (22/7). (Dok.BRI)
04 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE– Analis pasar modal yang juga Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan, menilai keberhasilan proses rights issue PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) akan berpengaruh positif pada saham BRI dan menjadi magnet investor asing. 

Tak hanya itu, aksi korporasi dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) tersebut juga akan mendorong sentimen yang positif dalam memacu potensi berlanjutnya aksi beli dari asing khususnya pada kuartal keempat tahun ini. Terlebih BRI memiliki konsistensi performa kinerja sangat solid sepanjang kuartal ketiga. 

"Sentimen saham Bank BUMN khususnya BRI ke depan akan positif seiring dengan peningkatan aksi beli investor institusi di kuartal IV. Untuk target price BBRI di posisi Rp4.200 dengan price to book value 2,6 kali lipat," kata Alfried melalui keterangan resminya (30/9). 

Alfred menyebut pergerakan saham BBRI secara tidak langsung dikendalikan oleh momentum rights issue, dengan harga relatif murah yakni Rp3.400. Dia pun menggarisbawahi potensi kinerja Holding Ultra Mikro (UMi) yang didanai rights issue tersebut ke depan akan sangat kuat dalam mendongkrak saham BBRI. 

Laba PNM dan Pegadaian dongkrak BRI

Alfred pun mengacu pada kinerja PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dan PT Pegadaian (Persero) sebagai anggota UMi yang juga tak kalah positif dari BRI. Dia menegaskan tahun lalu laba kedua perseroan itu telah mencapai sekitar 12 persen hingga 13 persen dari laba BRI pada tahun buku 2020. 

Artinya, ke depan keuntungan usaha yang dihasilkan PNM dan Pegadaian akan cukup signifikan mendongkrak perolehan laba BRI sebagai induk UMi. Faktor fundamental tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan positif investor di pasar modal dalam mengapresiasi saham BBRI ke depan. 

"Dengan ekspektasi keberhasilan sinergi maka kontribusi akan semakin meningkat dan mendorong pertumbuhan BRI ke depan. Pasca realisasi Holding UMi kami menargetkan valuasi BRI berada di level 2,8 hingga 3,0 kali PBV," ujarnya. 

Dorong gairah pasar modal

Sementara itu, pengamat pasar modal yang juga Founder Indonesia Superstocks Community, Edhi Pranasidhi, mengatakan aksi tersebut bakal menjadi pendorong bergairahnya pasar modal dalam negeri di tengah sentimen negatif dari luar negeri. 

Dia mencontohkan, pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Selasa (28/9) waktu setempat, atau Rabu (29/9) pagi (WIB), yang menimbulkan potensi masuknya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia. 

Keberhasilan rights issue bank Himbara tersebut menjadi faktor penarik. Sebabnya, aksi korporasi tersebut menjadi yang terbesar di Kawasan Asia Tenggara dan ketiga terbesar di Asia. 

Terlebih, kata dia, investor yang melakukan subscription saat rights issue BRI bukan hanya dari dalam negeri, tapi mancanegara. Ini menandakan iklim yang lebih positif di pasar modal Indonesia untuk menarik minat pemodal asing masuk. 

“Kenaikan yield bonds mengindikasikan investor menjual bonds untuk mengantisipasi berkurangnya likuiditas USD akibat The Fed berpotensi memulai tapering di November. Ke mana larinya hasil uang penjualan bonds di AS? Pasti para investor di AS gak akan mau uangnya diam karena akan tergerus inflasi. Mereka akan mencari return yang lebih besar ke emerging market,” ujarnya. 

Related Topics