FINANCE

BI Perkirakan Stabilitas Ekonomi RI di Semester II-2021 Terjaga 

BI juga Waspadai Tapering The Fed

BI Perkirakan Stabilitas Ekonomi RI di Semester II-2021 Terjaga ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww
06 October 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pada semester II 2021 stabilitas sistem keuangan Indonesia masih tetap terjaga. Meskipun BI melihat ekonomi Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai. 

"Ketahanan sistem keuangan diprakirakan tetap terkendali, sementara intermediasi masih akan terus didorong," kata Kepala Grup Departemen Komunikasi Muhamad Nur melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (5/10). 

Waspadai tapering The Fed

Sejumlah tantangan menurut BI juga harus tetap perlu diwaspadai, termasuk rencana kebijakan pengurangan stimulus (tapering) The Fed. "BI akan terus mencermati dinamika perekonomian dan perkembangan penyebaran Covid-19 dalam merumuskan langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan," katanya. 

Selain itu, ketidakpastian pasar keuangan global juga belum sepenuhnya mereda. Hal ini dipengaruhi isu kegagalan bayar korporasi di pasar keuangan Tiongkok. Di mana perkembangan tersebut berpengaruh terhadap preferensi investor global atas aliran portofolio ke negara berkembang. 

BI perkirakan pertumbuhan kredit 6%

BI juga memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2021 sebesar 4 persen hingga 6 persen. Sementara itu untuk pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6 persen hingga 8 persen. 

Prakiraan kinerja penyaluran kredit tahun 2021 ini didukung oleh optimisme terhadap kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit. 

Selama semester I 2021, kredit perbankan juga tumbuh perlahan hingga berhasil mencapai angka positif 0,59 persen (yoy) pada akhir semester. Perkembangan ini antara lain juga ditopang oleh kinerja korporasi yang membaik, terutama korporasi berorientasi ekspor sejalan dengan peningkatan permintaan global. Meski masih terdapat kecenderungan penggunaan dana internal, namun korporasi pada beberapa sub-sektor Industri Pengolahan mulai mengindikasikan kebutuhan pendanaan eksternal, termasuk dari perbankan.

Related Topics