02 September 2022
Jakarta, FORTUNE – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatatkan laba bersih tahun berjalan senilai Rp1,69 triliun hingga Juli 2022. Pencapaian tersebut tumbuh 15,1 persen secara year on year (yoy) bila dibandingkan dengan laba bersih di Juli 2021 senilai Rp1,47 triliun.
Bedasarkan laporan keuangan BTN hingga Juli 2022, laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih bank yang mencapai Rp8,83 triliun. Nilai tersebut tumbuh sekitar 31 persen (yoy) bila dibandingkan denga Juli 2021 senilai Rp6,73 triliun. Namun demikian, beban operasional BTN hingga Juli 2022 tercatat cukup tinggi mencapai Rp6,63 triliun.
DPK BTN tumbuh 9,29%
Di sisi penghimpunan dana murah, BTN mampu membukukan dana pihak ketiga (DPK) di 7 bulan pertama 2022 menjadi Rp306 triliun yang didominasi oleh deposito dengan nilai Rp166 triliun.
Posisi DPK BTN tercatat masih mengalamin pertumbuhan 9,29 persen, bila dibandingkan dengan Juli 2021 yang hanya mencapai Rp280 triliun. Dengan kondisi tersebut, tercatat total aset BTN hingga Juli 2022 mencapai Rp379 triliun.
BTN bakal disuntik PMN Rp2,48 triliun
Secara terpisah, Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu Rionald Silaban dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI sempat menyatakan, pemerintah mendukung penuh tugas BTN untuk menyediakan pembiayaan rumah. Oleh sebab itu, Pemerintah akan menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2,48 triliun melalui rights issue.
"Kami berharap dengan adanya PMN ini, maka dapat dilakukan perbaikan CAR Tier I BTN, sekurang-kurangnya 15,4 persen" jelas Rio melalui siaran Youtube Komisi XI DPR RI Channel dikutip di Jakarta, Jumat (2/9).
Dirinya menambahkan,CAR BTN hingga kuartal II 2022 hanya sebesar 12,6 persen, sedangkan rata-rata bank nasional lainnya di atas 20 persen. Oleh sebab itu, BTN dirasa perlu untuk meneripa PMN tersebut.