FINANCE

Bukukan Laba Rp 12,54 triliun, Ini 2 Faktor Penopang Laba BRI 

BRI terus mempercepat penyaluran kredit mikro.

Bukukan Laba Rp 12,54 triliun, Ini 2 Faktor Penopang Laba BRI Direktur Utama BRI
09 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi yang masih berlangsung. Sampai dengan akhir kuartal II-2021, BRI mampu mencatatkan laba sebesar Rp12,54 triliun atau tumbuh double digit sebesar 22,93% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Dalam paparan kinerja yang dilakukan secara virtual di Jakarta (6/8), Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan 2 faktor utama pendorong kinerja BRI yakni pertumbuhan kredit yang positif dan penguatan liabilitas pada dana murah (CASA). 

"Dengan fundamental kinerja yang kuat serta diiringi kondisi ekonomi yang kian membaik, BRI meyakini saat ini kita sudah menapaki awal kebangkitan ekonomi nasional,” kata Sunarso melalui video conference di Jakarta, Jumat (6/8). 

Terus Genjot Kredit Mikro 

Hingga akhir Juni 2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian telah mencapai Rp929,40 triliun atau tumbuh positif dibandingkan dengan penyaluran kredit BRI pada akhir kuartal II 2020 sebesar Rp922,97 triliun. Apabila dirinci lebih lanjut, kredit mikro BRI tercatat sebesar Rp366,56 triliun atau tumbuh 17% year on year (yoy).

Hal tersebut menurutnya bakal memperkuat komitmen BRI untuk fokus dalam pengembangan bisnis mikro. Di mana komposisi kredit mikro telah mencapai 39,44% dari total penyaluran kredit BRI. “Hal ini on track menuju komposisi kredit mikro minimal 45% di tahun 2025,” ujar Sunarso. 

Tak hanya itu, pencapaian ini juga membuat proporsi kredit UMKM BRI merangkak naik menjadi 80,62% dibandingkan dengan capaian tahun lalu di 78,58%. Dirinya menyatakan, selain kredit mikro, kredit konsumer BRI juga tercatat tumbuh positif 3,54% menjadi Rp145,94 triliun pada akhir kuartal II 2021. 

Dengan pencapaian tersebut, BRI juga mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) dengan baik. Tercatat NPL BRI pada akhir kuartal II tahun 2021 sebesar 3,30% dengan NPL Coverage mencapai 254,84%.

Menurut Sunarso, keberhasilan BRI menjaga NPL ini tak lepas dari kian landainya tren restrukturisasi kredit terdampak Covid-19, di mana hingga akhir Juni 2021 tercatat outstanding kredit restrukturisasi akibat pandemi sebesar Rp175,16 triliun atau telah turun sebesar Rp56,3 triliun dari total akumulasi kredit restrukturisasi.

Liabilitas Terjaga 

Dari sisi liabilitas, BRI mampu mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 2,23% (yoy) yang kini telah mencapai Rp1.096,45 triliun pada akhir Juni 2021. 

Sunarso mengatakan, dana murah (CASA) masih mendominasi struktur pendanaan BRI, di mana tercatat sebesar 59,56% atau tumbuh signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 55,81%. “Keberhasilan BRI dalam meningkatkan proporsi CASA membuat biaya dana (COF/Cost of Fund) menjadi turun, dari semula 3,54% pada akhir kuartal II 2020 menjadi 2,18% pada akhir kuartal II 2021,” kata Sunarso. 

Kinerja BRI yang prudent juga tercermin dari rasio loan-to-deposit ratio (LDR) maupun capital adequacy ratio (CAR) yang berada pada angka ideal. Di mana LDR BRI hingga akhir Juni 2021 tercatat sebesar 84,77%, sementara itu CAR BRI di periode yang sama tercatat sebesar 19,98%. 

“Perseroan optimistis mampu menjaga pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan di masa mendatang dengan tetap berhati-hati dalam mengelola dampak pandemi, salah satunya dengan disiplin membentuk pencadangan yang memadai," tutur Sunarso.

Related Topics