November 2021, Cadev RI Naik menjadi US$145,9 miliar
Ada 2 faktor peningkatan cadangan devisa RI.
08 December 2021
Jakarta,FORTUNE - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada akhir November 2021 sebesar US$145,9 miliar atau sekitar Rp2.090 triliun.
Nilai Cadev RI pun sebelumnya sempat turun dari September 2021 US$146,9 miliar atau setara Rp2.104 triliun menjadi US$145,5 miliar atau sekitar Rp2.084 triliun di Oktober 2021. Meski demikian, bila dibandingkan antara Oktober 2021 dengan November 2021, nilai tersebut masih meningkat.
BI nilai Cadev masih aman
Kepala Departemen Komunikasi Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono menyatakan, posisi cadangan devisa tersebut masih setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Erwin melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (7/12).
Faktor peningkatan Cadev RI
Erwin menjelaskan, peningkatan posisi cadangan devisa pada November 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Sebagai informasi saja, Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak hingga akhir Oktober 2021 mencapai Rp953,6 triliun atau telah memenuhi 77,56 persen dari target pada APBN 2021.
BI memandang cadangan devisa tetap memadai hingga akhir tahun. Hal ini didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.
Cadev RI diprediksi terus meningkat
Senior Economist Bank DBS Group Radhika Rao memandang positif posisi perkembangan Cadev RI. Menurutnya dari hasil research Oktober 2021 lalu penerimaan surplus, dengan alokasi SDR (special drawing rights, hak penarikan baru) IMF cukup menjadi pendorong Cadev tersebut.
"Stok (cadev) saat ini jauh di atas kecukupan kebutuhan tiga bulan," kata Radhika melalui keterangan resminya.
Pihaknya juga memperkirakan masih adanya pertumbuhan lebih lanjut pada akhir tahun berkat arus masuk modal dan surplus perdagangan. "Dengan demikian (Cadev) memberi perlindungan dari risiko gejolak global lebih tinggi," pungkas Radhika.