FINANCE

Indeks Keyaninan Konsumen Turun Tipis, Apa Penyebabnya?

74% pendapatan masyarakat masih digunakan untuk konsumsi.

Indeks Keyaninan Konsumen Turun Tipis, Apa Penyebabnya?Pengunjung melihat produk kreatif saat acara Sekati Ing Mall 2021 di Mal Malioboro, Jumat (15/10/2021). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/aww.

by Suheriadi

09 March 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Februari 2022 mengindikasikan adanya penurunan tipis pada keyakinan konsumen nasional. 

Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2022 yang tercatat sebesar 113,1, lebih rendah dari bulan sebelumnya di level 119,6. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan, melemahnya IKK disebabkan oleh ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang yang terbatas. 

"Ekspektasi terhadap kondisi ekonomi mendatang terbatas, baik ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja maupun kegiatan usaha," jelas Erwin melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (9/3).

Erwin menjelaskan, penurunan indeks keyakinan konsumen juga bersumber dari termoderasinya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) masing- masing tercatat sebesar 95,5 dan 130,8, lebih rendah dari 100,9 dan 138,3 pada bulan sebelumnya.

Sebanyak 74% pendapatan masih digunakan untuk konsumsi

BI juga mencatat rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) sedikit menurun dari 74,1 persen menjadi 74,0 persen pada Februari 2022 . 

Demikian juga dengan rata-rata rasio pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat sebesar 15,7 persen pada Februari 2022, atau turun dari 15,9 persen pada bulan sebelumnya. 

Sementara itu, pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) terpantau meningkat menjadi 10,3 persen dari 10,0 persen pada bulan sebelumnya. 

Porsi konsumsi masyarakat terhadap pendapatan menurun

Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan tercatat juga menurun pada mayoritas kategori pengeluaran. Di mana untuk yang terbesar berada pada responden dengan pengeluaran Rp4,1-5 juta per bulan. 

Sementara itu, penurunan porsi tabungan terhadap pendapatan terjadi pada hampir seluruh kategori pengeluaran, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1 juta hingga Rp3 juta per bulan.