Lirik Potensi Bank Digital, Bank Mandiri Kaji Pemisahan Unit Livin'
Bank Mandiri masih buka peluang lakukan aksi anorganik.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) terus melirik potensi bank digital untuk mendukung lini bisnisnya. Bagaimana tidak, pandemi Covid-19 telah merubah perilaku masyarakat untuk bertransaksi keuangan melalui digital.
Oleh sebab itu, Bank Mandiri saat ini sedang mengkaji pemisahan unit usaha atau spin off dari platform digital miliknya seperti Livin' by Mandiri sebagai unit usaha tersendiri. Apalagi, transaksi dan ekosistem digital dari Livin' sudah mulai terbentuk dan tumbug kuat.
"Realitanya transaksi yang dilayani tidak lagi di cabang melainkan melalui channel digital (Livin'). Seharusnya sudah consider sebagai layanan digital bank. Jadi kalau dilihat sekarang posisinya kami terus mengkaji apakah kami perlu untuk spin off," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (28/7).
Bank Mandiri masih buka peluang lakukan aksi anorganik
Dirinya bahkan menyatakan, pihaknya masih membuka kemungkinan untuk melaksanakan aksi korporasi melalui pengembangan anorganik.
"Mungkin kalo ada peluang yang baik akan dijalankan secara anorganik. Tapi sampai saat ini kami melihat kami akan lebih memilih mengoptimalkan efektivitas engine bisnis kami melalui livin dan kopra," jelas Darmawan.
Seperti diketahui bersama, sejumlah bank seperti BCA dan BNI telah melakukan langkah anorganik dengan mengakuisisi bank kecil untuk dibentuk bank digital. Namun, BRI memilih langkah beda dengan mengubah anak usaha miliknya yakni BRI Agro menjadi bank digital Bank Raya.
Diunduh 14 juta kali, transaksi Livin' tembus Rp1.080 triliun
Tercatat, sejak diluncurkan Oktober 2021 lalu sampai dengan pertengahan 2022, Livin' by Mandiri telah diunduh lebih dari 14 juta kali. Pun, jumlah transaksi Livin' by Mandiri hingga Juni 2022 (secara year to date) juga telah mencapai 881 juta transaksi dengan nilai lebih dari Rp1.080 triliun.
Untuk dapat memanjakan dan memenuhi kebutuhan nasabah ritel, Bank Mandiri juga telah meluncurkan dua fitur andal di Livin' by Mandiri. Kedua fitur tersebut bertajuk, Livin' Investasi untuk menghadirkan solusi berinvestasi secara mudah serta Livin' Sukha yang dapat mempermudah kebutuhan gaya hidup nasabah.
"Tak hanya itu, kinerja perseroan juga ditopang oleh kekuatan superapp Livin by Mandiri yang handal, hingga hanya dalam 8 bulan sudah diunduh oleh 14 juta downloader dan mampu mengeksekusi hingga 21.000 transaksi per detik,” terang Darmawan.
Bank Mandiri telah tutup 40 kantor cabang
Tak hanya itu, untuk lebih mengefisiensikan beban operasional akibat dampak dari digitalisasi, Bank Mandiri telah menutup sekitar 40 cabang sejak pandemi hingga semester I-2022.
Dirinya menyatakan, saat ini pihaknya fokus pada pembentukan smart branch yang dapat melayani nasabah secara lebih digital melalui digital counter.
"Dengan kajian bahwa efektivitas dari layanan smart branch ini lebih tinggi dan nasabah lebih menggunakan channel digital," tambah Darmawan.
Livin' by Mandiri sendiri menurutnya telah menjadi solusi perbankan digital yang andal bagi nasabah. Bahkan, ke depannya super App Livin' by Mandiri diyakini dapat menghadirkan customer experience selayaknya layanan cabang dalam genggaman.