FINANCE

Maybank Indonesia Bukukan Laba Rp562 Miliar di Kuartal I-2022

Penyaluran kredit Maybank Indonesia turun 2,2%.

Maybank Indonesia Bukukan Laba Rp562 Miliar di Kuartal I-2022Gedung Sentra Senayan Kantor Maybank Indonesia/ Dok Perusahaan

by Suheriadi

28 April 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) membukukan laba sebelum pajak (PBT) senilai Rp562 miliar. Posisi tersebut naik 12,1 peesen (yoy) dari Rp501 miliar tahun lalu. 

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, kinerja tersebut didukung oleh biaya provisi yang rendah, efisiensi biaya bunga dan biaya overhead yang terkendali. Serta, laba juga didukung oleh pertumbuhan pendapatan fee based yang kuat sehubungan dengan transaksi global market dan fee-based income dari anak perusahaan. 

"Di kuartal pertama tahun ini, kami melihat tren positif terhadap laba Bank, didukung oleh upaya dalam mengelola biaya di seluruh lini bisnis, disertai pertumbuhan fee dan kredit ritel," kata Taswin melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (27/4). 

Sementara itu, Net Interest Income (NII) atau Pendapatan Bunga Bersih tetap stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp1,75 triliun di tengah penurunan kredit bank. Namun demikian, Maybank Indonesia dapat meningkatkan Net Interest Margin (NIM), atau marjin bunga bersih sebesar 45 basis poin menjadi 4,8 persen di kuartal pertama 2022. Hal itu didukung biaya dana (cost of fund) yang rendah dan pertumbuhan CASA yang kuat. 

Penyaluran kredit turun 2,2%

Meskipun pemulihan ekonomi tetap berlangsung sejak akhir tahun 2021 lalu, lanjut Taswin, Maybank Indonesia masih menghadapi tantangan laju pertumbuhan kredit di tengah kondisi bisnis dan perdagangan yang masih dalam tahap penyesuaian pasca pandemi Covid-19. 

Oleh karena kondisi tersebut, maka total kredit Bank menurun 2,2 persen (yoy) menjadi Rp99,52 triliun dari Rp101,74 triliun tahun lalu. Kredit segmen Global Banking turun 3,4 persen menjadi Rp35,26 triliun dari Rp36,50 triliun. 

Demikian juga kredit segmen Community Financial Services (CFS) yang terdiri dari kredit ritel dan non-ritel, turun 1,5 persen yang disebabkan terutama oleh segmen CFS Non-Ritel yang turun 8,9 persen. Namun demikian, kredit segmen CFS Ritel masih dapat membukukan pertumbuhan positif sebesar 5,7 persen (yoy) dikontribusikan dari pertumbuhan pembiayaan properti.

Simpanan nasabah turun 9,5%

Total simpanan nasabah turun 9,5 persen (yoy) menjadi Rp105,98 triliun dari Rp117,07 triliun tahun lalu. Taswin menjelskan, hal tersebut disebabkan utamanya oleh simpanan berjangka (time deposits) yang turun 18,9 persen menjadi Rp56,03 triliun dari Rp69,08 triliun tahun lalu. 

"Hal ini selaras dengan strategi Bank untuk memperkuat likuiditas dengan mengoptimalkan simpanan berbiaya murah, serta layanan perbankan digital untuk menghimpun simpanan nasabah," kata Taswin. 

Dengan demikian maka, CASA tumbuh 4,1 persen menjadi Rp49,95 triliun dari Rp47,99 triliun. Bila dirinci, hal tersebut terdiri dari tabungan dan giro yang masing-masing tumbuh 7,9 persen dan 1,1 persen. Pertumbuhan pada CASA tersebut, mendorong Rasio CASA Bank menjadi 47,1 persen pada Maret 2022, dibandingkan dengan 41,0 persen pada Maret 2021.