FINANCE

Tantangan Penyaluran KPR di Tengah Backlog Perumahan

Backlog perumahan di Indonesia masih 12,75 juta.

Tantangan Penyaluran KPR di Tengah Backlog PerumahanIlustrasi penyaluran kredit perumahan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

by Suheriadi

01 April 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sektor perbankan di dalam menggerakan roda perekonomian Indonesia telah berkontribusi sekitar 35 persen ke PDB Indonesia. Meski bukan merupakan yang terbesar, namun pembiayaan perbankan mendominasi penciptaan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Mirza Adityaswara pun menyatakan, dalam perannya pembiayaan ke sektor perumahan, perbankan masih memiliki tantangan hingga sejumlah catatan. 

“Jadi kalau kredit perbankan itu menguasai 35 persen dari ekonomi Indonesia, maka sektor consumer loan itu sepertiganya, katakanlah 10-12 persen dari PDB Indonesia. KPR dalam consumer loan menjadi salah satu yang terbesar, ,” ungkap Mirza melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (1/4).
 

Backlog perumahan masih 12,75 juta

Dalam hal housing finance Indonesia, lanjut Mirza, ada pekerjaan rumah yang sangat besar yaitu terkait tingginya angka kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan (backlog) rumah di Indonesia. 

Kementrian PUPR mencatat angka backlog rumah kini bertambah menjadi 12,75 juta. Padahal sebelumnya sering disampaikan pemerintah bahwa angka backlog rumah mencapai 11,4 juta. 

Tingginya kebutuhan memiliki rumah menurut Mirza, tidak seimbang dengan pendanaan yang ada untuk perumahan. Adapun backlog perumahan yang terus meningkat, terutama meingkatnya permintaan perumahan untuk segmen menengah bawah. 

Perlunya opsi pendanaan KPR bagi bank

Pendanaan perbankan untuk KPR, di satu sisi masih memerlukan dukungan pendanaan bagi bank, seperti tabungan, deposito, giro. Namun belum sepenuhnya aman untuk memenuhi pendanaan KPR bagi masyarakat. Lantas bagaimana caranya untuk meningkatkan pendanaan bagi perumahan?  

Menurut Mirza, tentu diperlukan adanya suatu perputaran kredit atau opsi pendaan KPR dengan pasar yang sudah ada. Seperti praktek di negara maju, ada pasar yang memperjual belikan kredit perumahan yakni melalui secondary mortgage.  

“Di Indonesia, sejatinya sudah mulai ada ide tersebut (pasar secondary mortgage). Ini sudah didorong, tetapi merurut kami belum berkembang dengan baik. Mungkin perlu pelonggaran regulasi, atau regulasi baru, atau bantuan dari berbagai stakeholders, kementrian/lembaga,” jelas Mirza.