Restrukturisasi Kredit PermataBank Capai Rp10,4 triliun
Sektor Wholesale jadi Porsi Terbesar di Restrukturisasi
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Permata Tbk (PermataBank) telah melaksanakan restrukturisasi kredit yang terdampak COVID-19 senilai Rp10,4 triliun hingga September 2021. Nilai tersebut setara 8,4 persen dari total penyaluran kredit miliknya.
Direktur Keuangan PermataBank, Lea Kusumawijaya, dalam konferensi pers virtual menjelaskan porsi restrukturisasi terbesar berada pada sektor wholesale dengan persentase 61,9 persen. Disusul oleh sektor retail sebesar 26 persen.
"Sedangkan sektor usaha kecil dan menengah sebesar 12,1 persen," kata Lea di Jakarta, Rabu (10/11).
Penyaluran kredit PermataBank tumbuh 21%
Penyaluran kredit PermataBank hingga kuartal-III 2021 tumbuh 21 persen (yoy) menjadi Rp124,2 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi sebesar 45 persen yoy dan pertumbuhan KPR 23 persen yoy.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah juga tumbuh sebesar 23 persen yoy. Kontributor utamanya adalah pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 28 persen. Kenaikan ini sejalan dengan strategi bank untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang.
Sejalan dengan hal tersebut, rasio CASA Bank juga mengalami peningkatan menjadi 53 persen, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2020 yang sebesar 51 persen.
Bidik pertumbuhan kredit 6%
Di tengah pemulihan ekonomi, pihaknya optimistis membidik pertumbuhan kredit 6 persen pada 2022. Lea juga berharap, kuatnya kredit bakal mendongkrak pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII).
"Target untuk pertumbuhan loan di tahun depan kurang lebih seperti tadi saya sampaikan sejalan dengan target di market. Jadi harapannya bisa mencapai 6 persen," kata Lea.
Sementara itu, Lea mengatakan kualitas portofolio kredit PermataBank hingga kuartal-III masih terjaga dengan baik dengan rasio NPL gross dan netto masing-masing 3,3 persen dan 0,9 persen. Angka tersebut membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan rasio masing-masing sebesar 3,8 persen dan 1,5 persen.
Optimistis bisnis KPR tumbuh 30%
PermataBank ke depan mengaku bakal fokus dengan strategi pertumbuhan bisnis organik pada 2022. Pihaknya pun percaya kredit KPR miliknya mampu tumbuh hingga 30 persen pada akhir 2021.
"Untuk tahun ini kami expect bisa growth sekitar 20 hingga 30 persen (untuk KPR)," kata Direktur Retail Banking PermataBank, Djumariah Tenteram.
Menurutnya, faktor suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) hingga relaksasi kebijakan BI cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan kredit KPR perbankan.