FINANCE

Sebanyak 1,5 juta Peserta BPJS Kesehatan Miliki Risiko Hipertensi 

Ini upaya pencegahan hipertensi dari BPJS Kesehatan.

Sebanyak 1,5 juta Peserta BPJS Kesehatan Miliki Risiko Hipertensi Ilustrasi antrean BPJS Kesehatan/ Shuterstock kukuhst23
29 March 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Hipertensi merupakan kontributor utama terjadinya penyakit jantung, gagal ginjal dan strok, yang ketiganya masuk dalam kategori penyakit katastropik yang berbiaya tinggi. 

Untuk itu, BPJS Kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) turut berupaya dalam mengendalikan penyakit hipertensi di Indonesia. Hal tersebut diwujudkan melalui akses penjaminan pelayanan kesehatan baik itu promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif serta penguatan peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). 

Pada tahun 2022 tercatat dari 15,5 juta peserta BPJS Kesehatan melakukan skrining riwayat kesehatan, sebanyak 10 persen atau 1,5juta peserta memiliki risiko penyakit hipertensi. Setelah dilakukan skrining lanjutan, dari 1,5 juta peserta berpotensi hipertensi, sebanyak 12 persen di antaranya terdiagnosa memiliki penyakit hipertensi. 

“Untuk itu, kami menekankan skrining riwayat kesehatan ini penting dan harus rutin dilakukan peserta. Kami juga mendorong FKTP juga dapat mengoptimalkan Prolanis dan PRB sebagai salah satu upaya pengendalian penyakit hipertensi ini,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu (29/3). 

Ini upaya pencegahan hipertensi dari BPJS Kesehatan

Cara mengecek nomor BPJS Kesehatan dengan NIK/KTP.
Shutterstock/Sukarman S.T

Ali Ghufron menyatakan, upaya pencegahan terhadap komplikasi akibat hipertensi terus dilakukan. Saat ini, BPJS Kesehatan mengembang berbagai program promotif dan preventif yang bersifat Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) mulai skrining riwayat kesehatan, pelayanan penapisan tertentu, Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dan Program Rujuk Balik (PRB) yang bekerja sama dengan FKTP. 

BPJS Kesehatan juga melakukan upaya sosialisasi kesehatan berupa Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan, promosi melalui media massa dan media sosial serta kegiatan olahraga bersama. 

Lebih lanjut, untuk peserta yang terdiagnosa penyakit hipertensi dapat mengikuti Prolanis di FKTP dan akan mendapatkan pelayanan konsultasi kesehatan, pemeriksaan tekanan darah secara rutin, pelayanan obat, edukasi kesehatan, senam prolanis dan pemantauan status kesehatan. Peserta juga mendapatkan pelayanan obat rutin sesuai ketentuan melalui Program Rujuk Balik. 

Sampai dengan Desember 2022, sebanyak 609.166 peserta JKN sudah mengikuti Prolanis untuk penyakit hipertensi dan 392.768 peserta untuk Prolanis diabetes melitus. Dalam Prolanis diharapkan FKTP dan peserta dapat bekerja bersama-sama dalam mengelola penatalaksanaan kesehatan yang baik sehingga diharapkan akan menghasilkan kualitas hidup yang optimal meski menderita penyakit hipertensi. 

Hipertensi jadi faktor utama kardiovaskuler dengan angka kematian 651 ribu per tahun

Rumah Sakit YARSI jadi rumah sakit bersertifikasi syariah pertama di DKI Jakarta/Dok. RS YARSI

Related Topics