FINANCE

Stabilitas Ekonomi RI Terjaga di Tengah Risiko Global,Ini Indikatornya

Kredit tumbuh 11,35%, NPL terjaga di 2,44%.

Stabilitas Ekonomi RI Terjaga di Tengah Risiko Global,Ini IndikatornyaKonferensi Pers KSSK Awal Tahun 2023/Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI
01 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengklaim stabilitas keuangan dalam negeri terjaga di tengah tekanan global yang mulai mereda pada akhir triwulan IV 2022. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, berlanjutnya kinerja positif perekonomian tercermin pada berbagai indikator dini per Desember 2022. Seperti inflasi yang melandai, nilai tukar yang stabil hingga sektor keuangan yang kuat. 

"Inflasi menurun lebih cepat dari yang diprakirakan. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada akhir 2022 tercatat sebesar 5,51 persen (yoy), jauh lebih rendah dari prakiraan pasca penyesuaian harga Bahan  Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022," jelas Sri Mulyani melalui konferensi video yang dikutip di Jakarta, Rabu (1/2). 

Demikian pula inflasi inti tercatat rendah pada akhir 2022 yaitu sebesar 3,36 persen (yoy)  jauh lebih rendah dari  prakiraan BI sebesar 4,61 persen (yoy). 

Meskipun demikian, menurutnya masih terdapat risiko yang perlu dicermati. Salah satunya ialah faktor berlanjutnya gangguan rantai pasokan, serta masih ketatnya pasar tenaga kerja terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Sejalan dengan itu, pengetatan kebijakan moneter di negara maju juga diprakirakan mendekati titik puncaknya dengan suku bunga yang masih akan tetap tinggi di sepanjang 2023. 

Nilai tukar rupiah menguat

Ilustrasi Bank Indonesia dalam Uang/Shutterstock E.S Nugraha

Sementara itu, nilai tukar rupiah juga tercatat menguat sehingga mendukung stabilitas perekonomian. Rupiah pada awal 2023 mengalami apresiasi, di mana sampai dengan 27 Januari 2023 menguat 3,89 persem (ytd) dibandingkan dengan level akhir Desember 2022. 

Sri Mulyani menyebut, penguatan Rupiah relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia (3,83 persen ytd), Filipina (2,30 persen ytd), dan India (1,46 persen ytd). 

"Penguatan tersebut didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik," kata Sri Mulyani.

Kredit tumbuh 11,35%, NPL terjaga di 2,44%

Ilustrasi Kredit/Bing.com

Related Topics