FINANCE

Survei: 61% Orang Ingin Punya Asuransi, tapi Terkendala Ekonomi 

Baru 34% responden yang siapkan dana pensiun.

Survei: 61% Orang Ingin Punya Asuransi, tapi Terkendala Ekonomi Ilustrasi asuransi jiwa. Shutterstock/Thodonal88

by Suheriadi

19 October 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Masyarakat Indonesia memiliki aspirasi yang kuat untuk membeli asuransi agar melindungi diri, namun terdapat sejumlah kendala hingga kesenjangan ekonomi dalam pembelian produk asuransi. 

Berdasarkan DBS-Manulife Future Ready Survey 2022 yang dilakukan oleh DBS Treasures dari PT Bank DBS Indonesia (DBS Indonesia) dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia), sebanyak 61 persen responden ingin memiliki asuransi untuk melindungi mereka di hari tua, namun banyak yang belum mengambil langkah persiapan sedari dini. 

“Berdasarkan survei DBS-Manulife Future Ready Survey 2022, sangatlah jelas terlihat keinginan yang kuat untuk memiliki proteksi yang lebih baik, namun ada kesenjangan dalam perilaku atas keinginan tersebut,” jelas Chief Bancassurance Officer Manulife Indonesia, Amy Gochuico melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (18/10).

63% orang khawatirkan peningkatan biaya medis

Dua orang tenaga kesehatan berjalan di salah satu ruang perawatan Rumah Sakit Modular Pertamina di Jakarta, Jumat (6/8/2021).ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr/Handout/wsj

Dalam survei tersebut juga mencatat 63 persen responden mengkhawatirkan peningkatan biaya medis dalam 30 tahun mendatang. Namun demikian, hanya 37 persen yang sudah memiliki asuransi. Kenaikan biaya medis juga membuat orang enggan untuk membeli asuransi dan lebih memilih untuk menabung dananya.

Bahkan, untuk penyakit kritis yang dapat menghambat atau menghentikan pekerjaan penderitanya, 72 persen responden justru mengharapkan pasangan untuk mengurus mereka secara finansial jika mereka tidak dapat bekerja. 

Tak hanya di sektor medis, dari sektor pendidikan tercatat 75 persen responden memiliki aspirasi mempersiapkan dana pendidikan, namun baru 67 persen di antaranya yang merasa sudah mempersiapkan dana yang cukup.   

"Hal ini memungkinkan nasabah mengantisipasi risiko kehidupan serta mempersiapkan peninggalan berharga bagi diri dan orang terkasih. Mulai dari produk bancassurance untuk kesehatan, penyakit kritis, jiwa/legacy, pensiun, hingga pendidikan anak," kata Head of Investment and Insurance Product DBS Indonesia, Djoko Soelistyo. 

Baru 34% responden yang siapkan dana pensiun

Ilustrasi perencanaan dana pensiun. Shutterstock/ITTIGallery