Tumbuh 50%, Dana Kelolaan Wealth Management BCA Capai Rp87 Triliun
Tren pemilihan instrumen investasi di nasabah akan beragam.
Jakarta, FORTUNE - Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Suwignyo Budiman mengungkapkan, dana kelolaan dari bisnis wealth management BCA telah mencapai Rp87 triliun di akhir 2021
"Asset Under Management (AUM) meningkat 50 persen dari tahun lalu baik dari reksa dana maupun obligasi," kata Suwignyo dalam acara virtual launcing Reksa Dana Batavia Technology Sharia Equity USD di Jakarta, Senin (7/2).
BCA optimis AUM wealth management masih akan tumbuh di 2022
BCA optimis tren bisnis wealth management mereka masih akan tumbuh di 2022 meski pandemi belum berakhir.
SEVP Wealth Management BCA Christine Setyabudhi yakin dapat melanjutkan pertumbuhan AUM di tahun macan air saat ini. Meski demikian, pihaknya mengaku tidak memasang target di akhir tahun. "Kita sudah usahakan yang terbaik dan mudah-mudahan kita bisa mengakhiri tahun 2022 ini dengan kebanggaan (pertumbuhan) yang sama lah," kata Christine.
Tren pemilihan instrumen investasi akan beragam
Christine memandang tren pemilihan instrumen investasi akan terus beragam di masyarakat. Sebab, karakter nasabah prioritas miliknya juga sangat variatif.
Dirinya menyebut, dari sekitar 27 juta nasabah setia BCA beberapa di antaranya masih ada yang cukup agresif dalam hal pemilihan instrumen investasi. “Ada yang masih konservatif maka akan pilih tabungan, deposito, paling-paling obligasi. Paling depan spektrum nasabah ada juga yang super agresif, yang pilih reksadana saham dan berani,” tambahnya.
Transakai wealth management BCA lebih banyak di aplikasi
Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. mengungkapkan, hingga akhir tahun 2021 transaksi wealth management nasabah lebih sering dilakukan melalui aplikasi Welma BCA.
"Kami mencatatkan nasabah yang telah men-download aplikasi Welma mencapai lebih dari 350.000 pengunduh dengan nominal transaksi hampir mencapai Rp30 triliun, sejak diluncurkan akhir tahun 2019 lalu," kata Hera kepada Fortune Indonesia (7/1).
Dirinya juga menyebut, pertumbuhan AUM produk reksa dana dan obligasi cukup banyak diminati dan tumbuh signifikan.