MARKET

Jumlah Investor Meningkat, Literasi pun Harus Kuat

Peningkatan jumlah investor mencapai 96% per Juni 2021.

Jumlah Investor Meningkat, Literasi pun Harus KuatWimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK, saat membuka acara Like It secara daring, Selasa (3/8). (FORTUNEIDN))
09 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Jumlah investor pasar modal Indonesia per Juni 2021 meningkat 5,6 juta atau 96% year-on-year ketimbang periode sama pada 2020. Peningkatan ini didominasi investor ritel dari kalangan millennial yang mencapai 70% menyusul pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada menurunnya bunga simpanan perbankan.

“Ini menandakan bahwa masyarakat simpanannya naik, tapi bunganya turun sehingga mencari alternatif investasi lain. Di samping itu, banyak tawaran-tawaran dari berbagai instrumen, baik dari pasar modal maupun di luar pasar modal,” ujar Wimboh Santoso, Ketua Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat membuka acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) secara daring, Selasa (3/8).

Menurutnya, terbatasnya kegiatan selama pandemi membuat masyarakat tidak bisa membelanjakan uangnya meski beroleh penghasilan tetap. Walhasil, tabungan masyarakat pun meningkat. “Dana masyarakat di perbankan melimpah pada Juni kemarin, 11,28% yoy. Sebelum Covid, pertumbuhan dana masyarakat itu hanya sampai 6%-7%,” kata Wimboh.

Salah satu masalah datang dari instrumen di luar pasar modal, yang umumnya menawarkan suku bunga tinggi kepada para investor. “Karena bisa jadi kalau supply dan demand di pasar modal tidak balance, itu menimbulkan bubble, dan ini bisa menimbulkan volatile harga di pasar modal dan sangat potensi untuk menjadi spekulasi oleh orang-orang tak bertanggung jawab," ujarnya.

Wimboh pun mengimbau masyarakat untuk semakin berhati-hati dengan tawaran pendapatan tinggi. Selain itu, katanya, Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FKPPPK) perlu mendalami pasar keuangan serta meningkatkan edukasi terkait literasi keuangan di masyarakat.

“Tujuannya, agar tidak terjadinya market abuse atau spekulasi yang berlebihan. Ini bahaya dan menimbulkan kerugian di masa depan,” ujar Wimboh.

Dalam hematnya, penguatan literasi keuangan diharapkan dapat mendorong partisipasi generasi muda dan masyarakat untuk menjadi investor di negeri sendiri. 

“Literasi keuangan menjadi aspek penting bagi investor ritel yang menjadi follower di pasar modal sehingga dapat melindungi investor dari investasi ilegal dan memitigasi investasi yang hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek yang tinggi tanpa mempertimbangkan risiko, aspek legalitas produk serta aspek kewajaran penawaran,” kata Wimboh.

Related Topics