MARKET

BEI Ungkap 15 Unicorn dan Centaur Akan IPO pada 2022

Modifikasi aturan demi mendorong startup melantai di bursa.

BEI Ungkap 15 Unicorn dan Centaur Akan IPO pada 2022Tangkapan Layar acara virtual Edukasi Wartawan Pasar Modal dalam rangka Sosialisasi Peraturan I-A, Kamis (3/2)/FORTUNE INDONESIA/DESY
04 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, menyatakan 15 perusahaan teknologi dengan skala unicorn dan centaur akan menggelar penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) sepanjang 2022.

“Sebanyak kurang lebih 20 perusahaan di antaranya telah bertemu BEI. Ada 15 perusahaan telah menyatakan rencana go public,” katanya dalam acara virtual Edukasi Wartawan Pasar Modal dalam rangka Sosialisasi Peraturan I-A, Kamis (3/2).

Mendorong sektor New Economy melantai di bursa

Perusahaan rintisan itu, kata dia, tertarik menggalang modal salah satunya berkat aturan multiple voting share (MVS). Di samping itu, pihaknya optimistis beleid yang baru diterbitkan, yaitu Peraturan Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (Peraturan I-A Tahun 2021) juga akan menjadi katalis positif. 

Melalui aturan ini, BEI membuka peluang agar perusahaan pada sektor new economy bisa masuk ke bursa. 

“Kapan para perusahaan itu akan IPO sejauh ini masih menunggu. Namun, kami selalu menjaga hubungan. Mereka juga sudah masuk kelas IPO Journey,” katanya.

Nyoman mengatakan, BEI menangkap peluang semakin bertumbuhnya perusahaan pada sektor new economy dan diharapkan lebih banyak perusahaan bisa masuk ke pasar modal Indonesia.

Data BEI mencatat, hingga saat ini ada 9 dari 15 unicorn yang berasal dari Indonesia dengan total valuasi US$41,9 miliar. Centaur yang berasal dari Tanah Air mencapai 27 perusahaan atau 38 persen dari total di ASEAN. 

Melihat potensi lahirnya unicorn baru

Nyoman mengatakan Indonesia juga mempunyai potensi besar menghasilkan unicorn baru. Saat ini, kata dia, ASEAN diperkirakan memiliki 70 perusahaan later stage-up dengan status centaur dan 38 persen atau 27 di antaranya berasal dari Indonesia. 

“Pasar Modal Indonesia perlu beradaptasi dengan penerapan MVS dalam antisipasi peningkatan supply dan demand pasar modal dari perusahaan teknologi,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, BEI telah melakukan pemetaan terhadap 50 unicorn dan centaur dengan minimal penggalangan dana US$20 juta dan beroperasi di Indonesia.

Nyoman menyebut BEI menarik unicorn dan centaur melakukan IPO dengan melakukan beberapa tahapan. Mulai pemetaan calon perusahaan tercatat dari sektor teknologi, kerja sama dengan pihak ketiga, workshop, hingga monitoring persiapan IPO. 

Related Topics