MARKET

Genjot Hilirisasi Pasir Silika, MITI Kantongi IUP Tahap Eksplorasi

Izin yang didapatkan untuk wilayah kerja 2.042,03 Hektare.

Genjot Hilirisasi Pasir Silika, MITI Kantongi IUP Tahap EksplorasiKegiatan logistik di Pelabuhan Kuala Tanjung. (kikt.co.id)
30 January 2025

Jakarta, FORTUNE  – PT Mitra Investindo Tbk (MITI) genjot Hilirisasi pasir kuarsa atau Pasir Silika di Indonesia sebagai baku Solar Panel. PT Nusantara Bina Silika anak usaha perseroan, melalui anak usahanya akni PT Kendawangan Berkah Kersik (KBK) memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) Tahap Eksplorasi untuk Mineral Bukan Logam Jenis Tertentu (Pasir Kuarsa). 

Pasir Silika yang memiliki kandungan SiO2 merupakan bahan baku utama pembuatan Solar Panel. IUP Eksplorasi yang diperoleh KBK diterbitkan pada  24 Januari 2025 oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Barat untuk wilayah kerja sebesar 2.042,03 Ha yang berlokasi strategis di kecamatan Kendawangan, Ketapang, Kalimantan Barat.

Dalam IUP Tahap Eksplorasi Perseroan akan melakukan kegiatan Penyelidikan Umum, Eksplorasi dan Studi Kelayakan di lahan tersebut untuk mendapatkan izin usaha IUP Operasi Produksi .

Presiden Direktur MITI, Andreas Tjahjadi mengatakan, IUP Eksplorasi yang perseroan peroleh melalui KBK lebih dari 2000 ha, menandai langkah awal di bidang pertambangan pasir silika selain industri total logistik yang telah menjadi bagian integral dari portofolio MITI selama puluhan tahun.

“MITI mendukung pemerintah melakukan hilirisasi silika untuk mendukung kemandirian industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor dalam negeri,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/1).

KBK menargetkan produksi bahan baku tersebut dapat terealisasi pada akhir 2026. Hal ini diharapkan, mampu mendukung pertumbuhan berkelanjutan MITI dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Kinerja keuangan

Hingga kuarta kuartal III 2024, MITI membukukan pendapatan Rp220 miliar, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp244 miliar. Penurunan itu salah satunya disebabkan oleh turunnya pendapatan jasa bongkar muat, kendati jasa pelayaran dan pengelolaan dan keagenan kapal meningkat.

Di sisi lain, naiknya beban langsung turut menekan perolehan laba bruto perseroan. MITI mencatatkan laba kotor senilai Rp46 miliar, turun tajam dari sebelumnya Rp93 miliar.

Ditambah dengan beban lainnya, hingga kuartal III 2024 MITI hanya mencatat laba bersih Rp8,5 miliar, anjlok dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp46,2 miliar. 

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.