MARKET

Menjelang Rilis Data Neraca Perdagangan, IHSG Diprediksi Naik

Data perdagangan diprediksi jadi sentimen positif IHSG.

Menjelang Rilis Data Neraca Perdagangan, IHSG Diprediksi NaikANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

by Ekarina

17 January 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta-, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Senin (17/1). Investor akan mencermati sejumlah data yang akan dirilis pada awal pekan ini, salah satunya neraca perdagangan Indonesia. 

Pada Jumat (14/1), IHSG ditutup naik 0,53% ke level 6.693,40 dipicu oleh aksi bergain hunting investor setelah mengabaikan kekhawatiran suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang rencananya naik pada Maret 2022. 

Analis Artha Sekuritas, Dennies Christopher Jordan mengatakan, pada perdagangan hari ini IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal, indeks candlestick membentuk long white body setelah rebound disupport kuat MA 50 dan mengindikasikan masih ada potensi penguatan dalam jangka pendek.

"Kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga The Fed telah mereda. Di awal pekan investor akan mencermati data ekonomi Cina serta trade balance dari Indonesia," kata Dennies dalam risetnya dikutip, Senin (17/1). 

Dengan sentimen ini, dia memperkirakan indeks akan berada di level resistence 6,734  - 6,713 dan support 6.648 - 6.604. Dia merekomendasikan sejumlah saham untuk dipantau hari ini di antaranya, JPFA, WIKA, WSKT da MNCN. Berikutnya, yakni saham ACES, ERAA dan DSNG. 

Menguat Terbatas

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengungkapkan hal senada. Ia memperkirakan, IHSG berpotensi menguat ke zona hijau. 

Menurutnya, indeks masih terlihat berusaha keluar dari fase konsolidasi wajar. Momentum koreksi wajar masih bisa dijadikan peluang oleh investor, mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend dengan peluang yang cukup besar untuk meraih kembali rekor tertinggi sepanjang masa. 

"Selain itu, jelang rilis data perekonomian neraca perdagangan yang disinyalir berada dalam keadaan stabil akan turut memberi sentimen positif terhadap pergerakan IHSG. Demikian juga dengan capital inflow yang masih tercatat secara year to date, menunjukkan minat investor asing masih cukup besar ke dalam pasar modal Indonesia," kata William dalam risetnya.

Dengan sentimen ini, dia memproyeksikan IHSG berada di rentang 6.518 - 6.725 dengan beberapa saham yang ia rekomendasikan untuk dipantau seperti BBCA,  AALI, TLKM, BBNI, ICBP, SMRA dan JSMR. 

Sentimen Pasar Dalam dan Luar Negeri

Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya juga memprediksi kenaikan IHSG pada perdagangan hari ini, melanjutkan kenaikan pada perdagangan Jumat (14/1) pekan lalu. 

Sektor teknologi, consumer cyclical, energi, keuangan, industrial, properti bergerak positif dan mendominasi kenaikan IHSG kemarin. Investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp 141 miliar.

Di tengah situasi dan kondisi serta potensi kenaikkan tingkat suku bunga The Fed tahun ini, bank sentral Korea Selatan tidak mau ketinggalan kereta. Pemerintah Negeri Ginseng ingin menggunakan strategi head of the curve untuk mengantisipasi gelombang tekanan dan volatilitas pasar yang akan mungkin terjadi pada tahun ini.

Pada akhirnya bank sentral Korea Selatan menaikkan tingkat suku bunganya sebesar 25 bps, dari
sebelumnya 1% menjadi 1.25%. Aksi ini kemungkin tak hanya berhenti sampai di situ. Sebab,  Gubernur Bank Sentral Korea Selatan sebelumnya mengatakan akan memberikan ruang untuk menaikkan suku bunga yang lebih banyak pada waktu yang akan datang.

Hal ini menggambarkan Bank Sentral Korea Selatan cemas akan 3 hal : yakni inflasi, Covid-19 dan kenaikkan tingkat suku bunga The Fed. Saat ini tingkat suku bunga Bank Sentral Korea Selatan  berada di 1,25%, kembali kepada tingkat sebelum pandemi. 

Dari dalam negeri, penyaluran insentif pada dunia usaha di tahun 2022 menjadi fokus pelaku pasar terkait efektivitas stimulus terhadap dampak pemulihan. Insentif pajak dinilai dapat membantu pemulihan pada sektor riil dimana pemerintah juga telah berkomitmen untuk mendorong industri  dalam negeri dapat pulih seperti sebelum pandemi.

Saat ini sektor yang telah mengalami pemulihan seperti manufaktur, perdagangan, pertanian dan
pertambangan dinilai sudah cukup kuat untuk dapat melanjutkan pertumbuhannya. Sehingga, penyaluran insentif pajak akan difokuskan untuk sektor-sektor lain yang masih membutuhkan dukungan pemerintah. Beberapa sektor yang masih menjadi perhatian dari pemerintah yaitu transportasi umum dan pariwisata.

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dengan berpotensi koreksi dan ditradingkan pada 6.626 – 6.737," tulis riset analis Pliarmas Investindo Sekuritas.