MARKET

Bos Media Hary Tanoe Terjun ke Binis Minyak dan Gas, Ini Faktanya

Hary Tanoe coba mendiversifikasi bisnisnya ke sektor energi.

Bos Media Hary Tanoe Terjun ke Binis Minyak dan Gas, Ini FaktanyaPemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo. (Dok. Istimewa)
by
19 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Dikenal sebagai pengusaha media, Hary Tanoesoedibjo kini terjun ke bisnis minyak dan gas. Lewat entitas bisnisnya PT MNC Energy Investments Tbk (IATA), Hary resmi memulai proses akuisisi PT Suma Sarana, perusahaan asal Papua Barat yang bergerak di industri minyak bumi dan gas.

Akuisisi ini menandakan masuknya MNC Group ke industri migas nasional.

Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (19/4), IATA menyebut proses akuisisi dilakukan dalam dua tahap. Pertama, perusahaan melalui PT Bhakti Migas Resources (BMR) membeli 49 persen saham Suma Sarana (SS).

Kedua, 36 persen saham diakuisisi dalam bentuk PPJB (Pengikatan Perjanjian Jual Beli) yang akan ditingkatkan menjadi AJB setelah memperoleh persetujuan pemerintah untuk perubahan Pemegang Saham Pengendali.

"Setelah pemerintah menyetujui akuisisi 36 persen, IATA melalui BMR akan menguasai 85 persen saham SS," tulis perusahaan dalam laporannya.

Undang operator internasional

Emiten milik Hary Tanoesoedibjo ini nantinya akan menguasai peluang eksplorasi yang diperkirakan menampung 30 triliun cubic feet (tfc) gas bumi di Blok Semai III di Papua.

Kemudian, akuisisi Suma Sarana memungkinkan perusahaan mendapat untung dari kandungan minyak dan gas yang ada di sekitar Lapangan Gas Tangguh, Asap, Merah, Pulau Seram, Andalan (Semai V) serta Abadi dan Lapangan Gas NW Shelf.

"Ke depan, IATA akan mengundang operator internasional untuk bermitra dalam mengoperasikan Blok Semai III. Hal ini menjadi salah satu strategi perseroan dalam rangka mengurangi belanja modal dan meningkatkan efisiensi produksi," tulisnya.

Telah akusisi perusahaan batu bara

Akuisisi perusahaan tambang terlebih dulu dilakukan IATA kala mengambil alih PT Bhakti Coal Resources (BCR) yang memiliki 9 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Tak lama berselang, IATA kembali berencana mengakuisisi perusahaan lain yaitu Suma Sarana.

Perseroan berencana juga untuk terjun di usaha kontraktor, logistik & transportasi, trading, dan lain sebagainya di masa depan.

"IATA juga terus akan fokus pada kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan baru dan menjalin kontrak penjualan jangka panjang dengan para pembeli. Manajemen perseroan yakin segala upaya yang ditempuh akan semakin mendorong kinerja dan profitabilitas IATA melesat di antara para kompetitornya serta membawa dampak positif bagi para pemegang saham," ujarnya.

Related Topics