MARKET

BUMN: Penurunan Saham GOTO Tak Pengaruhi Bisnis Telkomsel

Saat ini BEI pantau saham GOTO karena alami UMA.

BUMN: Penurunan Saham GOTO Tak Pengaruhi Bisnis TelkomselStaf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga ketika ditemui di Sarinah, Jakarta, Selasa (17/5). (Eko Wahyudi/Fortune Indonesia)
by
17 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, menanggapi pengaruh amblesnya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. atau saham GOTO terhadap PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan anak usahanya, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Menurutnya hal ini lumrah terjadi, dan perusahaan pelat merah pun tak akan ambruk begitu saja karena saham GOTO.

"(Investasi) Telkomsel ini bisnis jangka panjang bukan jangka pendek. Saham naik turun biasa. Yang penting Telkomsel punya bisnis di sana," ujar Arya saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Selasa (17/5).

Telkomsel sebagai anak usaha Telkom memiliki perjanjian dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek). Telkomsel menanamkan investasi berbentuk obligasi konversi tanpa bunga senilai Rp2,11 triliun. Jatuh tempo obligasi itu pada 2023.

Yakin mendapatkan untung

Arya menyampaikan, kerja sama Telkomsel dan GoTo bersifat jangka panjang yang meliputi 11 komponen bisnis, mulai dari Go-shop hingga periklanan. Dengan model bisnis jangka panjang, Arya meyakini Telkomsel akan meraup keuntungan ke depan. Hal ini didasari dengan adanya 2,5 juta mitra pengemudi yang berpotensi menjadi pelanggan Telkomsel.

"Hitung saja berapa setahun bisnis Telkomsel jika 2,5 juta driver pakai Telkomsel dengan pengeluaran pulsa sebesar Rp50 ribu sehari. Total diperkirakan bisnis yang sudah berjalan itu sebesar 370 juta dolar AS atau hampir Rp5 triliun bisnis Telkomsel di sana. Itu info yang kami dapat," ujar Arya.

Arya menilai kondisi ini jauh berbeda dengan model investasi saham yang dilakukan PT Asuransi Jiwasraya. Terlebih, kata Arya, selain Telkomsel, ada juga Singtel yang merupakan pemilik saham GoTo.

"Tidak mungkin Singtel gegabah untuk masuk ke sana. Kemudian pemilik Go-To banyak yang kuat-kuat. Google, Soft bank. Mereka juga mengalami naik-turun. Tidak perlu khawatir sebab Telkomsel ada bisnis di sana, kecuali dia trading saham. Ini bisnis jangka panjang," kata Arya.

BEI pantau saham GOTO

Saham GOTO yang mengalami penurunan selama dua pekan masuk dalam radar pemantauan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M Panjaitan, dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy, mengatakan telah terjadi penurunan harga saham GOTO di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).

"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," kata Lidia yang dikutip Selasa (17/5).

Dalam 30 hari terakhir perdagangan, saham GOTO tercatat anjlok dengan ditutup dalam zona merah. Akumulasi penurunan selama sebelas hari mencapai 65,24 persen. Pada perdagangan Jumat, 13 Mei, saham GOTO ditutup melemah 6,73 persen ke level Rp194 per saham.

Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham GOTO, Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini. Para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Lalu, mengkaji kembali rencana aksi korporasi GOTO apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.

Related Topics