MARKET

BRI Danai Chandra Asri US$325 Juta untuk Dongkrak Produksi Petrokimia

Pinjaman itu terdiri dari beberapa fasilitas pendanaan.

BRI Danai Chandra Asri US$325 Juta untuk Dongkrak Produksi PetrokimiaIlustrasi pabrik petrokimia. Shutterstock/PPJF
by
05 January 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) memperoleh pinjaman US$325 juta dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang terdiri dari pinjaman berjangka US$75 juta, pinjaman nontunai US$ 175 juta, dan forex line US$75 juta.

Direktur Keuangan Chandra Asri, Andre Khor Kah Hin, mengatakan kesepakatan tersebut merupakan awal kemitraan bagi kedua belah pihak untuk dapat melanjutkan realisasi rencana pembangunan kompleks petrokimia kedua perusahaan yang berskala global (CAP2).

“(Aksi) ini menjadi langkah penting yang dapat membantu upaya Indonesia dalam penghematan devisa yang signifikan, mempercepat pertumbuhan, serta industrialisasi petrokimia lebih lanjut,” ujar Andre dalam keterangannya, Rabu (5/1).

Pembangunan Kompleks CAP2 akan membantu Chandra Asri meningkatkan kapasitas total produksinya dari 4,2 juta ton menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. 

Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI, Agus Noorsanto, mengatakan pemberian fasilitas tersebut menjadi solusi keuangan bagi transaksi bisnis Chandra Asri yang berkesinambungan dan berlangsung dalam jangka panjang.

“BRI yakin melalui kerja sama ini mampu meningkatkan kekuatan permodalan sekaligus memperluas serapan pasar Chandra Asri di market Indonesia dan internasional,” kata Agus.

Proses pembangunan CAP2

Pembangunan CAP2 berada dalam tahap Front-End Engineering Design (FEED) yang merupakan bagian ketiga proses tersebut. FEED merupakan fase kunci untuk perencanaan rinci proyek CAP2 dan akan diikuti dengan proses seleksi untuk para kontraktor teknis, pengadaan, dan konstruksi (Engineering, Procurement, and Construction).

Final Investment Decision (FID) akan diambil oleh para pemegang saham setelah seleksi selesai. TPIA menargetkan untuk mengambil FID pada 2022 dan operasional CAP2 akan dimulai per 2026. Kompleks CAP2 memiliki tambahan kapasitas terpasang dan juga dilengkapi pabrik Low Density Polyethylene (LDPE) pertama di Indonesia.

Sudah tunjuk kontraktor pembangunan

Pada November 2021, PT CAP melalui anak usahanya telah menunjuk empat kontraktor dari Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan Thailand, yaitu Toyo Engineering Corporation, Samsung Engineering Co. Ltd., Wood, dan PT Haskoning Indonesia.

Pembangunan kompleks pabrik tersebut ditargetkan dapat memenuhi 70 persen kebutuhan produk petrokimia dalam negeri. Saat ini Indonesia masih mengimpor 60 persen kebutuhan produk petrokimia.

Volume impor bahan kimia pada 2020 telah mengalami penurunan dari 2019, yaitu menjadi 25,1 juta ton dari 26 juta ton. Nilai impor bahan kimia juga menurun, dari US$18,9 miliar pada 2019 menjadi US$15,9 miliar pada 2020.

 

Related Topics