MARKET

Kesadaran Investasi Masyarakat Meningkat Akibat Pandemi, Kata Google

Pencarian topik saham pemula di Google meningkat 173 persen.

Kesadaran Investasi Masyarakat Meningkat Akibat Pandemi, Kata GoogleKantor Pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (Shutterstock/ achinthamb)

by Eko Wahyudi

18 February 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Google Indonesia melaporkan bahwa pandemi Covid-19 mempercepat proses adaptasi dengan cara hidup baru bagi banyak orang Indonesia, tak terkecuali di sektor keuangan. Pada 2021, tidak sedikit yang mulai tertarik dengan dunia investasi karena berharap dapat bertahan di tengah krisis.

“Banyak orang berhenti dan jadi titik balik. Mereka coba mengatur polanya kembali termasuk keungan. Mereka berpikir bagaimana mendapatkan penghasilan lebih banyak,” kata Head of Ads Marketing Google Indonesia, Yolanda Sastra, kepada Fortune Indonesia, Kamis (18/2).

Informasi berdasar atas pengumpulan data Google Trends pada periode September 2020-Agustus 2021, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Dalam laporan bertajuk "Year in Search 2021: Look back to move your marketing forward", minat penelusuran saham pemula tumbuh hingga 173 persen. Setelah itu, topik belajar investasi meningkat hingga 83 persen, dan urusan trading naik 35 persen.

Saat ini telah banyak bermunculan aplikasi-aplikasi yang menawarkan investasi, terbukti dari peningkatan pencarian aplikasi investasi yang meningkat hingga 70 persen. “Ini sebelumnya kita belum banyak tahu terkait hal ini. Masyarakat sekarang makin dimudahkan dengan banyaknya pilihan untuk investasi,” katanya.

Dompet digital dan fintech

Pandemi, kata Yolanda, juga membuktikan bahwa layanan keuangan atau perbankan tak memerlukan lagi interaksi tatap muka. Pada 2021, orang Indonesia mencari cara untuk mempelajari dan menggunakan alat keuangan digital lainnya, seperti dompet digital, dan fintech.

Hal itu ditunjukan dengan peningkatan pencarian mengenai paylater 80 persen, bayar nanti 158 persen, dan pinjol (pinjaman online) naik 154 persen.

“Orang Indonesia banyak mencari cara alternatif untuk biayai pembelian,” kata Yolanda.

Saran Google

Dengan adanya potensi tersebut, Yolanda menyarankan para pelaku keuangan digital memberikan pengalaman layanan yang baik. Salah satunya dengan menciptakan pengalaman aplikasi tanpa halangan.

Sebab, 76 persen pengguna aplikasi di Indonesia lebih suka berinteraksi perihal masalah keuangan melalui aplikasi. “Brand dapat memberikan layanan keuangan end-to-end dengan lancar agar dapat mendorong engagement penggunanya,” ujar Yolanda.

Menurutnya, penyedia layanan keuangan juga sebisa mungkin memberikan materi yang mendidik bagi pengguna. Sebab, pandemi meningkatkan kesadaran akan pentingnya merencanakan masa depan dan mendiversifikasi pendapatan.

“Bisa dilakukan dengan menggunakan konten yang relevan dan dapat diaplikasikan,” katanya.