MARKET

Bukalapak Private Placement untuk Program Kepemilikan Saham Pegawai

Program dimulai 15 November hingga 24 Desember 2021.

Bukalapak Private Placement untuk Program Kepemilikan Saham PegawaiShutterStock/Bangoland
09 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akan melakukan private placement atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) dalam rangka melaksanakan program kepemilikan saham manajemen dan karyawan tahun 2021.

Program ini akan dimulai pada 15 November hingga 24 Desember 2021 dengan jumlah penerbitan sebanyak-banyaknya 5.060.345.150 saham baru pada harga pelaksanaan Rp783 per saham.

"Apabila terdapat hak opsi yang belum dikonversi pada periode pelaksanaan tahun 2021 maka dapat dilakukan pada jadwal periode pelaksanaan berikutnya," tulis manajemen dalam pengumuman yang disampaikan melalui keterbukaan informasi, dikutip Selasa (9/11).

Sementara itu, dalam keterangan resminya, Corporate Secretary Bukalapak Perdana A Saputro, mengatakan bahwa manajemen mematok saham MESOP (Management and Employee Stock Option Program) jauh di atas harga pasar. Pasalnya, harga pelaksanaan MESOP sebesar Rp783 per lembar lebih tinggi dari harga pada perdagangan saham BUKA saat ini. Mengutip RTI, Selasa (9/11) pagi, harga saham lokapasar tersebut berada di angka Rp675 per saham.

Adapun pemberitahuan atas rencana tersebut merujuk pada Pasal 43A Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 14/POJK.04/2019 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan Surat Edaran PT Bursa Efek Indonesia Nomor SE-00002/BEI/03- 2020 tanggal 2 Maret 2020 perihal Tata Cara Pelaksanaan Program Kepemilikan Saham

Kelanjutan IPO

Private placement tersebut merupakan kelanjutan dari Initial Public Offering (IPO) Bukalapak sejak 6 Agustus silam. Saat itu, perusahaan menawarkan hampir 26 miliar lembar saham dengan harga penawaran Rp850 per saham.

Usai melantai di bursa, porsi saham ritel IPO Bukalapak naik lebih dari Rp500 miliar. Bukalapak mengaku ada jumlah pemesanan tinggi dari metode penjatahan terpusat (pooling allotment). Nominalnya ada di kisaran Rp4,8 triliun, demikian keterangan perusahaan.

Karenanya, perusahaan meningkatkan porsi penjatahan bagi investor ritel dari 2,5 persen menjadi 5% persen Hasilnya, nilai saham yang dialokasikan untuk porsi tersebut naik lebih dari Rp500 miliar—dari sebelumnya Rp547,5 miliar—menjadi sekitar Rp1,1 triliun.

Adapun dengan menawarkan 25.765.504.800 lembar saham pada level Rp850 per saham, Bukalapak berhasil mengumpulkan Rp21,9 triliun dari proses IPO. Menurut CEO PT Bukalapak.com Tbk, Rachmat Kaimuddin, IPO senilai US$1,5 miliar itu tercatat sebagai yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Selain itu, proses itu juga menjadi debut saham pertama unicorn teknologi di Asia Tenggara.

“Dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia,” kata Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi.

Related Topics