MARKET

Indika Energy Kantongi Rp594 Miliar dari Penjualan MBBS

INDY lepas 51% saham di PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.

Indika Energy Kantongi Rp594 Miliar dari Penjualan MBBSDok. Indika Energy
10 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Indika Energy Tbk (INDY) mengantongi dana US$41,31 juta atau setara Rp594,4 miliar (Rp14.402/US$) dari penjualan 51% saham PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS).

Saham yang digenggam oleh PT Indika Energy Infrastructure (IEI) tersebut dilepas kepada PT Galley Adhika Arnawama (GAA) melalui perjanjian jual beli bersyarat (CSPA) yang ditandatangani pada 6 Agustus 2021.

Selain Indika Energy, sebanyak 25,68% saham MBSS yang disimpan The China Navigation Co. Pte. Ltd juga dilepas kepada GAA. Dengan demikian, total 76,68% atau 1,34 miliar saham MBSS dijual dalam akad tersebut. Valuasi saham yang disepakati mencapai US$81 juta.

"Berdasarkan CSPA tersebut, IEI bermaksud untuk menjual seluruh 892.513.586 saham IEI di MBSS yang mewakili 51% dari modal disetor MBSS," ujar Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (9/8).

Setelah rencana transaksi selesai, MBSS yang bergerak di bidang distribusi batu bara takkan lagi menjadi entitas anak usaha dan terkonsolidasi dalam laporan keuangan Indika Energy.

Susunan pemegang saham juga akan berubah. GAA menguasai 76,68% atau 1,34 miliar saham, Lo Kheng Hong memiliki 6,11% atau 107,01 juta juta saham, dan sisa 17,2% atau 301,05 juta saham dipegang publik.

"Perseroan berkeyakinan bahwa rencana transaksi dilakukan sesuai dengan strategi bisnis diversifikasi serta untuk memastikan agar perseroan fokus pada pelaksanaan kegiatan usaha yang berkelanjutan," kata Adi.

Kinerja INDY

Sepanjang semester I 2021, Indika berhasil membukukan laba bersih senilai US$12 juta. Itu berbanding terbalik dari periode sama tahun sebelumnya yang rugi US$21,91 juta.

Pendapatan perseroan naik 14,1% dari US$1,12 miliar menjadi US$1,28 miliar karena ditopang peningkatan kinerja anak-anak perusahaan.

PT Kideco Jaya Agung (Kideco), misalnya, mengalami pertumbuhan pendapatan karena harga jual rata-rata batu bara naik dari US$39,8 menjadi US$48,6 per ton. Volume penjualan batu bara Kideco juga terangkat 8,5% dari 16,6 juta ton menjadi 18,1 juta ton.

Dari volume tersebut, 6,4 juta ton atau 35% di antaranya untuk Domestic Market Obligation (DMO), sementara untuk pasar ekspor mencapai 11,7 juta ton dengan negara tujuan Tiongkok, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. 

Anak usaha lain yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan Indika adalah PT Petrosea Tbk.. Berkat peningkatan kontrak pertambangan, pendapatan perusahaan itu naik 9,9%.

PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) pendapatannya tercungkil 75,1% berkat kenaikan volume penjualan batu bara dari 0,6 juta ton menjadi 0,9 juta ton. Kenaikan harga jual rata-rata batu bara sebesar 30,4% dari US$ 63,1 menjadi US$ 82,3 per ton jelas pula berkontribusi.

Lalu, perusahaan transportasi dan logistik laut, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS), dan perusahaan logistik terintegrasi PT Interport Mandiri Utama (Interport), ikut memberikan sumbangan positif terhadap meningkatnya pendapatan Indika.

Meski begitu, beban keuangan Indika juga naik 15,9% dari US$47,6 juta menjadi US$55,2 juta akibat peningkatan beban bunga atas obligasi baru dengan tingkat kupon yang lebih tinggi (rata-rata 7,2% atau naik dibandingkan semester I 2020 yang sebesar 6,2%), serta tambahan utang sebesar US$125 juta untuk mendanai investasi diversifikasi

Total liabilitas Indika juga naik dari US$2,62 miliar menjadi US$ 2,7 miliar. Sementara, ekuitas yang dimiliki naik dari US$867,29 juta menjadi US$888,18 juta. Adapun total aset yang dimiliki perusahaan sebesar US$3,59 miliar, naik tipis dari US$ 3,49 miliar pada semester I-2020.

Related Topics